Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Fakta GBK, Aset Negara Bernilai Paling Mahal, Sebagian Dikelola Swasta

Kompas.com - 12/07/2020, 10:12 WIB
Muhammad Idris

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan lewat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) mencatat total aset negara saat ini mencapai Rp 10.467,5 triliun. Jumlah tersebut meningkat 65 persen dari nilai tahun sebelumnya yang besarannya Rp 6.325 triliun.

Direktur Barang Milik Negara (BMN) DJKN, Encep Sudarwan, mengatakan Gelora Bung Karno atau GBK jadi aset negara yang nilainya paling mahal. Nilai aset komplek GBK yang terbaru yakni sebesar Rp 347 triliun.

"Kalau Satker GBK nilainya Rp 347 triliun, tanahnya sekitar Rp 345 triliun, bangunannya Rp 3 triliun, itu sebuah komplek paling tinggi di Indonesia," kata Encep seperti dikutip pada Minggu (12/7/2020).

Peningkatan nilai aset terjadi lantaran DJKN telah melakukan revaluasi atau penghitungan ulang aset negara sejak 2018 hingga tahun ini.

 Baca juga: Aset Negara Naik 65 Persen Jadi Rp 10.457,5 Triliun

Dalam proses tersebut, ditemukan banyak aset pemerintah ternyata banyak di pusat-pusat kota dengan nilai yang terus meningkat. Selain itu, ada penambahan aset yang tadinya tidak tercatat.

Menurut dia, aset-aset berupa tanah negara seperti GBK harganya naik signifikan lantaran berada di jantung Kota Jakarta.

Tanah Setneg

Sementara itu, dikutip dari laman resmi Setneg, Menteri Sekretaris Negara Pratikno menyebut, hingga tahun 2015, dari keseluruhan lahan di bawah pengelolaan Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek Gelora Bung Karno (BLU PPKGBK) memiliki luas 279,08 hektare.

 

 

Sebanyak 52,83 persen di antaranya dimanfaatkan sebagai kawasan olahraga, sementara 23,67 persen yang lain telah dikerjasamakan secara komersial, dan 23,50 persen dipakai untuk kawasan pemerintahan.

Baca juga: 7 Instansi Pemerintah Paling Kaya dari Kepemilikan Aset

Beberapa aset tanah Setneg di Senayan yang dikelola swasta antara lain Hotel Sultan, Hotal Atlet Century, Taman Ria, Mal ITC Senayan, Mal Senayan City, Plaza Semanggi, Gedung Veteran, dan Mal FX Senayan. Aset-aset milik Setneg tersebut saat ini banyak dikelola oleh pihak swasta.

Selain GBK, aset Setneg lain di Jakarta yang nilainya sangat besar yakni tanah negara yang dikelola Badan Layanan Umum Pusat Pengelolaan Komplek Kemayoran (BLU PPK Kemayoran) yang mengelola luas lahan seluas 454 hektare.

Sebagian besar kawasannya digunakan untuk fasilitas umum, kawasan hijau, marga jalan, saluran kali serta danau yakni seluas 203,2 hektare.

Kawasan yang dikerjasamakan secara komersial adalah seluas 101,9 hektar atau 22,4 persen dan kawasan pemerintahan dan perumahan beserta fasilitas lain seluas 148,9 hektar atau 32,8 persen.

Baca juga: Menilik Besaran Anggaran Pendidikan di 2 Periode Jokowi

Sebagai informasi, DJKN mencatat Kementerian Sekretariat Negara (Setneg) berada di urutan ketiga kementerian/lembaga yang mengelola aset negara paling besar senilai Rp 575,41 triliun.

Aset negara

Sebelumnya, Encep mengatakan, hasil revaluasi paling baru terkait keseluruhan aset negara telah diaudit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) dan mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

 

"Itulah hasil revaluasi menaikkan aset sekitar Rp 4000 triliun, kemarin kan kita nilai, Alhamdulillah sudah selesai sudah di audit BPK dan keluar opininya WTP, aset tetap kita meningkat," ujar dia.

Dengan adanya kenaikan nilai aset tersebut, ekuitas pemerintah pun naik menjadi Rp 5.127,31 triliun dari sebelumnya Rp 1.407,8 triliun.

Baca juga: Mengenal Eigendom, Bukti Kepemilikan Tanah Warisan Belanda

Demikian juga dengan kewajiban yang naik menjadi Rp 5.340,22 triliun dari sebelumnya Rp4.917,47 triliun.

Lebih rinci Encep menjelaskan, aset negara tersebut terdiri atas aset lancar yang sebesar Rp 491,86 triliun dari yang sebelumnya Rp 437,87 triliun, investasi jangka panjang sebesar Rp 3.001,2 triliun dari yang sebelumnya Rp 2.877,28 triliun, serta aset tetap sebesar Rp 5.949,59 triliun dari sebelumnya Rp 1.931,05 triliun.

Selain itu untuk aset lain yang dimiliki pemerintah saat ini tercatat sebesar Rp 967,98 triliun.

Untuk diketahui, revaluasi aset adalah penilaian kembali aset yang dimiliki suatu entitas sehingga mencerminkan nilai aset sekarang. Revaluasi aset yang dilakukan oleh kantor vertikal DJKN yakni 71 Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) di seluruh Indonesia.

Baca juga: Penasaran Kenapa APBN Selalu Defisit dan Ditambal dengan Utang?

(Sumber: KOMPAS.com/Mutia Fauzia | Editor: Erlangga Djumena, Yoga Sukmana)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com