Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Total Restrukturisasi Kredit Bank BNI Mencapai Rp 119,3 Triliun

Kompas.com - 18/08/2020, 20:26 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI) telah melakukan restrukturisasi kredit sampai dengan Juni 2020 sebesar Rp 119,3 triliun atau 21,9 persen dari total kredit.

Restrukturisasi merupakan upaya perbankan yang dilakukan sebagai bentuk bantuan kepada debitur dengan kolektibilitas kredit baik, namun bisnisnya terdampak Covid-19.

Hal ini berdasarkan POJK Nomor 11 tahun 2020 tentang Stimulus Perekonomian Nasional Sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Corona Virus Disease 2019.

Baca juga: Semester I-2020, Laba Bersih BNI Turun 41,6 Persen

Menurut Direktur Keuangan BNI Sigit Prastowo, rasio kecukupan modal (CAR) perseroan masih mencukupi selama masa restrukturisasi kredit yang sedang berjalan.

CAR saat ini berada pada posisi 16,7 persen pada semester I tahun 2020 atau turun sekitar 3 persen dibandingkan periode sama tahun lalu 19,7 persen.

“Pencadangan ini positif karena di tengah pandemi kita punya cadangan yang cukup, sehingga ke depan menjadi modal buat kita untuk mengantisipasi penurunan kualitas pada saat berjalannya restukturisasi terhaap debitur terdapak Covid-19 ini,” jelas Sigit dalam virtual konferensi, Selasa (18/8/2020).

Sigit mengatakan, penurunan CAR memang menggerus modal yang terjadi akibat implementasi PSAK 71 dengan memindahkan Rp 16 triliun dari return earning kepada pencadangan. Adapun ketentuan CAR minimum dari regulator adalah 13,9 persen .

“Ke depan kita akan jaga CAR kita di level yang baik dan kita pertahankan diatas 16 persen. Kita beharap CAR bisa dijaga pada level 16 sampai dengan 20 persen sesuai dengan risk apetite bni di tahun 2020 ini,” tambah dia.

Direktur Layanan dan Jaringan BNI Adi Sulistyowati mengatakan, sejalan dengan program restrukturisasi tersebut, Bank BNI memilih untuk secara konservatif memupuk Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN).

Baca juga: Erick Thohir Tantang BNI Bisa Jadi Bank Skala Internasional

Pada Semester pertama tahun 2020, coverage ratio perseroan telah mencapai 214,1 persen, atau jauh lebih besar dibandingkan coverage ratio kami di posisi Semester Pertama 2019 yang sebesar 156,5 persen.

“Meningkatnya pencadangan kerugian ini merupakan bentuk antisipasi risiko penurunan kualitas aset di masa depan,” jelas dia.

Di sisi lain, perseroan berupaya untuk memastikan operasional terus berjalan dan adaptif terhadap perkembangan situasi dengan memprioritaskan protokoler kesehatan dan keselamatan nasabah dan pegawai.

Perseroan juga berupaya menumbuhkan bisnis secara prudent yang diselaraskan dengan program pemulihan ekonomi nasional.

“Kami akan terus mencermati perkembangan dari pandemi Covid-19 ini serta dampaknya terhadap perekonomian global maupun domestik. Kami masih sulit untuk memprediksi kapan Covid – 19 akan berakhir, namun kami menjaga likuiditas yang sehat dan mendorong pertumbuhan CASA yang berkelanjutan, serta tetap fokus pada upaya menjaga kualitas asset,” jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com