JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mandiri (Persero) Tbk membeberkan alasan mengapa banyak Sumber Daya Manusia (SDM)-nya ditarik menjadi direktur utama, komisaris, maupun jabatan penting lainnya di Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
Direktur Human Capital Bank Mandiri, Agus Dwi Handaya mengatakan, ada 4 sarana belajar dan berlatih yang diadopsi perseroan.
Sarana-sarana ini tidak dimiliki oleh perusahaan lain, karena bergantung dari latar belakang didirikannya Bank Mandiri.
Baca juga: Eksodus Bankir Bank Mandiri ke BNI
"Kami tentunya merasa bangga dan bahagia bisa berkontribusi dalam bentuk talent untuk BUMN. Bank Mandiri punya 4 sarana belajar dan berlatih dengan efektif, yang mungkin tidak semua perusahaan memiliki," kata Agus dalam konferensi virtual, Kamis (10/9/2020).
Agus menuturkan, 4 sarana itu melengkapi program pengembangan sumber daya manusia (SDM) yang sistematis dan formal.
Sarana pertama, bank bersandi saham BMRI ini tidak berhenti melakukan transformasi bisnis, operasional, hingga pengelolaan SDM sejak merger dilakukan.
Kondisi ini, kata Agus, secara natural mendorong karyawan Bank Mandiri untuk selalu terbuka dan terbiasa dengan perubahan.
Baca juga: Direksi dan Komisaris BUMN Tak Dapat THR, Ini Kata Bank Mandiri
Apalagi secara historis, BMRI dibangun dengan konsep sebagai universal banking, yang memiliki keragaman segmen bisnis, yang akhirnya melahirkan kompleksitas.
"Intinya adalah transformasi di bidang keragaman ini secara natural mendidik mandirian (karyawan BMRI) terlatih dan tangguh menghadapi kompleksitas," ujar dia.
Kedua adalah penerapan key performance index (KPI) yang diterapkan secara disiplin. Kemudian penerapan kepemimpinan dan budaya kerja yang kuat, yang membangun budaya kerja yang kuat dalam aspek menjaga integritas.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.