Lemahnya permintaan domestik dalam jangka waktu dekat membuat ADB merevisi perkiraan inflasi di Indonesia. Tahun ini, inflasi diprediksi menjadi 2 persen, dari laporan ADB pada April sebesar 3 persen.
Sementara itu, defisit transaksi berjalan diperkirakan akan turun menjadi setara dengan 1,5 persen produk domestik bruto 2020.
"Sebabnya karena impor barang modal merosot lebih tajam daripada kontraksi pendapatan dari pariwisata dan ekspor komoditas," tutur Winfried.
Baca juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Tahun Ini Berhenti di Gelombang ke-10
Kendati demikian, laporan memproyeksi pemulihan akan berlangsung dengan cepat.
Hal ini terlihat dari naiknya permintaan domestik mampu mendongkrak indeks manajer pembelian di bidang manufaktur hingga melampaui ambang batas 50 pada bulan Agustus.
Keyakinan konsumen juga semestinya ikut naik seiring bantuan pembiayaan dari pemerintah untuk investasi dan operasi usaha.
Ekonomi RI diyakini akan kembali ke tingkat pertumbuhan 5,3 persen pada tahun 2021. Seiring pulihnya belanja rumah tangga dan dunia usaha pada tahun 2021, inflasi diperkirakan akan naik ke level 2,8 persen.
ADB menyebut, pemulihan ekonomi Indonesia tahun depan akan didukung oleh perekonomian global dan reformasi domestik yang meningkatkan investasi.
"Ke depannya, prioritas kebijakan yang konsisten dan terkoordinasi, disertai keseimbangan antara perlindungan nyawa dan mata pencaharian, serta memulai kembali kegiatan usaha secara aman, tetaplah penting guna memastikan pemulihan yang cepat dan inklusif," papar Winfried.
Baca juga: Subsidi Gaji Tahap III Sudah Cair, Silakan Cek Rekening
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.