Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IHSG Pekan Depan Diprediksi Merah, Isu Revisi UU BI hingga PSBB DKI Jadi Sentimen Negatif

Kompas.com - 27/09/2020, 18:22 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi akan bergerak cenderung melemah pada pekan ke-5 September mendatang.

"IHSG bergerak dengan level support di level 4,820 sampai 4,754 dan resistance di level 4,978 sampai 5,187 dengan kecenderung melemah dalam sepekan kedepan," kata Direktur Anugerah Mega Investama Hans Kwee kepada Kompas.com, Minggu (27/9/2020).

Hans menuturkan, sentimen negatif membuat dana asing terus keluar dari bursa saham Indonesia. Salah satu faktor yang diperkirakan membuat dana asing keluar adalah penanganan Covid-19 yang lemah dan kasus baru yang terus naik.

Baca juga: Melonjaknya Kasus Covid-19 Jadi Penyebab IHSG Jatuh 2,24 Persen dalam Sepekan

Tercatat, sudah 16 pekan asing terus melakukan penjualan, dan pekan ini tercatat net sell asing Rp 2,17 triliun. Selama 3 bulan terakhir, asing tercatat melakukan penjualan Rp 28,39 triliun.

Sepanjang 2020 dana asing tercatat keluar Rp 58,42 triliun (year to date/ytd). Hal ini tentu tidak baik karena investor asing tercatat memiliki 49,95 persen saham non warkat atau scripless di Bursa Efek Indonesia berdasarkan catatan KSEI.

"Terlihat investor lokal cukup kuat mengangkat indeks di tengah tekanan jual asing, tetapi tidak tahu sampai berapa lama," papar Hans.

Sentimen lainnya adalah pengentasan kemiskinan di Indonesia masih rendah, hanya 11.560 orang per 1 juta populasi. Angka ini jauh di bawah Filipina sebesar 32,672 orang, utamanya AS sebesar 309,524 orang per 1 juta populasi.

Ditambah lagi dengan berita revisi UU Bank Indonesia yang berpotensi menghilangkan independensi Bank Sentra, serta pengalihan pengawasan industri keuangan dari OJK ke BI.

Meski isu sudah dibantah, isu sudah berkontribusi pada pelemahan nilai tukar rupiah dan keluarnya dana asing dari pasar keuangan Indonesia beberapa pekan sebelumnya.

"Rupiah yang melemah di tambah keluarnya dana asing membuat IHSG sulit menguat signifikan dan cenderung sideways sampai akhir tahun," ungkap dia.

Adapun sentimen positif terjadi karena adanya kabar vaksin perusahaan China yang berhasil menjadi tambahan sentimen positif.

Selain itu, klaim pemerintah provinsi DKI Jakarta yang menyatakan bahwa penerapan PSBB jilid II berhasil menekan angka kasus baru Covid-19, meski perpanjangan PSBB ini juga menjadi sentimen negatif.

"Biarpun PSBB ketat hanya di berlakukan di Ibu kota Jakarta, tetapi Jakarta punya kontribusi besar pada perekonomi Indonesia sehingga berpeluang menekan perekonomian Indonesia," pungkas Hans.

Baca juga: Intip 5 Cara Aman Investasi Online Reksa Dana dan Saham

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com