Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

OJK Targetkan 500.000 Pembukaan Rekening Pelajar hingga Akhir Oktober

Kompas.com - 05/10/2020, 17:38 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menargetkan pembukaan 500.000 rekening tabungan pelajar selama Bulan Inklusi Keuangan (BIK) atau hingga 31 Oktober mendatang.

Deputi Komisioner Edukasi dan Perlindungan Konsumen OJK, Sarjito mengatakan, target tersebut merupakan salah satu implementasi dari diterbitkannya Keppres 26/2019 tentang hari Indonesia menabung yang diperingati setiap tanggal 20 Agustus.

"OJK bersama dengan Kemendikbud dan Kemenag akan meluncurkan program satu rekening satu pelajar, sebagai upaya untuk menanamkan budaya menabung sejak dini," kata Sarjito dalam pembukaan Bulan Inklusi Keuangan 2020 secara virtual, Senin (5/10/2020).

Baca juga: Bank Jago Bakal Terbitkan Saham Baru

Sarjito menuturkan, gerakan menabung ini dapat membantu meningkatkan literasi keuangan di Indonesia. Tercatat Saat ini, tingkat inklusi keuangan nasional sudah berada di level 76,2 persen.

Namun, tingkat inklusi keuangan belum merata, sebab akses keuangan di wilayah perkotaan (83,6 persen) masih lebih tinggi daripada di wilayah pedesaan (68,5 persen).

"Sementara itu, Presiden Jokowi pada Rapat Terbatas SNKI pada Januari 2020 telah menetapkan pencapaian target 90 persen inklusi keuangan di tahun 2024," ucapnya.

Adapun dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional, akan didorong pula adanya pemulihan kredit atau pembiayaan kepada pelaku UMKM sebesar Rp 2,8 triliun selama BIK berlangsung.

Baca juga: Bio Farma Ajukan Proposal Rp 1 Triliun untuk Kembangkan Teknologi Vaksin

Pembiayaan ini sudah termasuk program kredit pembiayaan melawan rentenir yang disinergikan dengan program Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah.

"Dengan adanya kegiatan bulan inklusi keuangan sebagai agenda nasional, diharapkan akan semakin memperkuat komitmen dan dukungan setiap stakeholder untuk meningkatkan inklusi keuangan," pungkas Sarjito.

Indeks inklusi keuangan di Indonesia pada 2019 masih berada di angka 76,2 persen. Meski telah mengalami peningkatan, indeks ini masih lebih rendah dibanding negara-negara emerging market.

Di India dan China misalnya, indeks inklusi keuangan telah mencapai 80 persen. Indonesia tercatat tertinggal dibanding negara lain di Asean. Pada 2017, indeks inklusi keuangan Malaysia telah mencapai 85 persen, dan Thailand mencapai 82 persen.

Baca juga: Pertamina Akan Beri Diskon Pertalite Seharga Premium di Wilayah Ini

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com