JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama BTN, Pahala Nugraha Mansury mengatakan, penyaluran kredit di sektor perumahan masih sangat besar, utamanya di perumahan kecil dan menengah.
Besarnya potensi membuat BTN, salah satu bank dengan spesialisasi pembiayaan properti, berusaha mengambil peluang. Apalagi pemerintah menekankan, sektor perumahan bisa menciptakan lapangan kerja dan sumber penciptaan UMKM baru.
"Kami bisnisnya di sektor perumahan. Dan permintaan di sektor perumahan masih cukup baik, khususnya perumahan kecil dan menengah," kata Pahala dalam konferensi pers secara virtual, Kamis (8/10/2020).
Baca juga: BTN Telah Salurkan Dana PEN Rp 18,15 Triliun
Tercatat pada bulan lalu, BTN masih bisa menyalurkan pembiayaan KPR bersubsidi di atas Rp 1,3 triliun dengan pertumbuhan di atas 4,5 persen.
Penyaluran KPR bersubsidi pada Juni lalu terlihat membaik dibanding bulan Mei 2020. Aplikasi permohonan yang masuk tumbuh 75 persen dengan realisasi di rentang Rp 1,1 triliun hingga 1,2 triliun pada Juli-Agustus 2020.
"Sektor-sektor yang khususnya adalah kebutuhan dasar, seperti perumahan ini, mau enggak mau harus (tetap) jalan. Ini kita upayakan garap terus," sebut Pahala.
Penyaluran kredit di sektor perumahan ini bahkan menjadi optimisme perseroan di tahun 2020.
Hingga Desember mendatang, bank pelat merah ini masih optimistis mampu menumbuhkan kredit 2-3 persen. Apalagi, penyaluran KPR bersubsidi lebih cepat dibanding KPR non-subsidi.
"Sampai Desember optimis kredit tumbuh 2-3 persen, karena tren realisasinl kredit bulanan naik, pendanaan banyak sekali tahun ini. 90 persen portfolio BTN adalah sektor perumahan. Sebisa mungkin maksimalkan sektor yang kita ngerti," pungkasnya.
Informasi saja, bank bersandi saham BBTN ini memperoleh laba bersih Rp 768 miliar pada semester I 2020. Pertumbuhan laba ditopang oleh pendapatan bunga bersih yang disumbang oleh penyaluran kredit dan pembiayaan.
Tercatat, pendapatan bunga bersih BTN mencapai Rp 4,43 triliun. Hal ini disumbang oleh kenaikan penyaluran kredit dan pembiayaan yang tumbuh 0,32 persen menjadi Rp 251,83 triliun.
KPR subsidi menempati posisi terbesar, yakni 45,11 persen dari total portofolio kredit. Penyaluran KPR bersubsidi tumbuh 5,84 persen secara tahunan (year on year/yoy).
Baca juga: Mantan Dirut Tersangkut Kasus Gratifikasi, Ini Kata BTN
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.