DUBAI, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan, harga minyak mentah dunia pada 2021 masih akan mengalami tekanan dari pandemi Covid-19.
Berdasarkan laporan yang dikeluarkan, harga minyak mentah tahun depan masih belum akan kembali seperti sebelum merebaknya Covid-19.
Direktur IMF untuk Departemen Timur Tengah dan Asia Tengah Jihad Azour mengatakan, meskipun berhasil bangkit dari keterpurukan terburuk sepanjang sejarah pada Maret lalu, harga minyak mentah masih belum normal.
Baca juga: Ada Gelombang Kedua Corona, Pasar Minyak Dunia Hadapi Ketidakpastian
Saat ini, harga minyak mentah acuan Brent berada di level 42,87 dollar AS per barrel, lebih rendah sekitar 40 persen dari sebelum Covid-19 merebak.
Harga itu pun diyakini belum akan tumbuh secara signifikan dalam waktu dekat. Pada 2021, harga minyak mentah diproyeksi bergerak di rentang 40 hingga 50 dollar AS per barrel.
Proyeksi tersebut baru mencapai setengah dari rata-rata harga normal minyak mentah, yakni 80 dollar AS.
"Saya kira faktor penting yang perlu diperhatikan adalah pemulihan terhadap permintaan minyak mentah," ujar Azour dikutip dari CNBC, Senin (19/10/2020).
Baca juga: Ekspor Produk Minyak Sawit Lesu
Ketidakpastian permintaan minyak mentah terjadi setelah kekhawatiran akan terjadinya gelombang kedua Covid-19 muncul di berbagai negara.
Selain itu, para pelaku pasar juga masih menunggu gelaran pemilihan presiden Amerika Serikat.
Kedua hal tersebut semakin menimbulkan ketidakpastian pasar minyak mentah global.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.