Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Pandemi: Indonesia Resesi, Pengangguran Tembus 9,77 Juta

Kompas.com - 06/11/2020, 08:12 WIB
Mutia Fauzia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

Sementara konsumsi rumah tangga minus 4,04 persen,

Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi minus 6,48 persen, konsumsi lembaga nonprofit yang melayani Rumah Tangga (LNPRT) minus 2,12 persen, ekspor minus 10,28 persen, dan impor minus 21,86 persen.

Baca juga: Kemenkeu: Kuartal III-2020 Hanya Konsumsi Pemerintah yang Tumbuh Signifikan

"Satu-satunya komponen yang memgalmi pertumbuhan positif dan sangat tinggi adalah konsumsi pemerintah yaitu sebesar 9,76 persen. Jadi kalau di kuartal II yang lalu konsumsi pemerintah minus 6,9 persen sekarang posisinya berbalik dan tumbuh tinggi sekali," kata Suhariyanto.

Suhariyanto menambahkan, struktur PDB dari sisi pengeluaran tidak banyak berubah karena 88,4 persen PDB berasal dari konsumsi rumah tangga dan investasi.

Sementara konsumsi pemerintah menyumbang 9,69 persen. Apabila ketiga komponen ini terganggu maka pertumbuhan ekonomi juga mengalami tekanan.

Jumlah pengangguran tembus 9,77 Juta

Kinerja perekonomian yang melambat pun berdampak pada kondisi lapangan kerja.

Kegiatan ekonomi yang terhenti membuat banyak perusahaan memutuskan melakukan efisiensi, salah satunya dengan memangkas jam kerja karyawan atau melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).

BPS pun mencatat, jumlah pengangguran periode Agustus 2020 mengalami peningkatan sebanyak 2,67 juta orang dibanding Agustus 2019 lalu.

Dengan demikian, jumlah angkatan kerja di Indonesia yang menganggur menjadi sebesar 9,77 juta orang.

Baca juga: Jakarta Jadi Provinsi dengan Pengangguran Terbanyak di Indonesia

Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Indonesia mengalami kenaikan dari 5,23 persen menjadi 7,07 persen.

"Sehingga dengan pandemi bisa dilihat tingkat pengangguran terbuka di Indonesia pada Agustus 2020 mengalami kenaikan 5,23 persen menjadi 7,07 persen. Atau terjadi kenaikan sebesar 2,67 juta," ujar Suhariyanto.

Secara keseluruhan ada 29,12 juta penduduk usia kerja yang pekerjaannya terdampak pandemi.

Angka tersebut setara dengan 14,28 persen dari keseluruhan populasi penduduk usia kerja yang mencapai 203,97 juta orang.

Selain berdampak pada pengangguran, Covid-19 juga menyebabkan naiknya jumlah bukan angkatan kerja (BAK) menjadi 0,76 juta orang.

Selain itu, jumlah orang yang tidak bekerja akibat Covid-19 sebanyak 1,77 juta orang.

Suhariyanto pun menyebutkan, jumlah penduduk bekerja yang mengalami pengurangan jam kerja akibat Covid-19 sebanyak 24,03 juta orang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com