Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mas Menteri Nadiem Buka-bukaan tentang PJJ di Kompasianival 2020: "Saya Ini Full Time Ayah, Full Time Menteri"

Kompas.com - 05/12/2020, 04:43 WIB
Harry Rhamdhani

Penulis

KOMPASIANA---Pandemi Covid-19 menhadirkan banyak pertanyaan, khususnya untuk dunia pendidikan: tantangan apa yang terjadi selama kegiatan Pembelajaran Jarak Jauh hingga proyeksi untuk Tahun 2021?

Kali ini, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim buka-bukaan tentang itu semua pada "Prespektif: Belajar di Rumah, Orangtua Terlibat" di Kompasianival 2020 yang digelar secara virtual, Jumat (4/12/2020).

Pasalnya, kesulitan pembelajaran daring bukan semata-mata kesalahan ayah dan ibu. Memang ada satu proses belajar digital yang belum dapat diakses oleh banyak orang sehingga membuat kelimpungan.

Dengan segala kritik yang masuk kepada Kemendikbud, ternyata berdasarkan hasil survei Indo Barometer menempatkan nama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim sebagai salah satu menteri terbaik di Kabinet Indonesia Maju 2019-2024.

Menanggapi survei tersebut, Mas Menteri Nadiem secara personal amat mengapresiasi walau masih banyak PR dan tantangan ke depan luar biasa.

"Secara personal, saya apresiasi. Akan tetapi ini baru start saja. PR masih banyak dan tantangan ke depan luar biasa," ujar Mas Menteri Nadiem.

Sebab, mungkin apa yang dilakukannya saat ini belum terlalu berdampak langsung. Maksudnya ini bisa jadi investasi yang bisa dilihat nanti.

"Mungkin ini bisa dilihat 6,7, atau 8 tahun lagi setelah saya tidak lagi di sini (menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan)," ucapnya.

Mas Menteri Nadiem juga menerangkan bahwa pendidikan itu satu-satunya sektor yang murni investasi dan jangka panjang.

Namun jika melihat lebih luas, Mas Nadiem memperkirakan survei tersebut karena cara Kemendikbud merespon krisis dan pandemi ini.

"Mungkin mereka merasa itu karena kita lumayan lincah di masa krisis. Bahwa ada berbagai macam kebijakan yang dikeluarkan," jawab Nadiem Makarim merespon survei tersebut.

Jadi, lanjutnya, kita (Kemendikbud) mengeluarkan kebijakan secara cepat, tida menunggu sampai sempurna sehingga bisa membantu masyarakat yang sedang mengalami krisis seperti sekarang.

Kemudian Mas Menteri Nadiem Makariem juga mengilustrasikan kebijakannya selama ini dengan menarik.

"Memang berisiko, bayangkan: tidak ada yang jauh lebih buruk dari kebijakan yang terlihat sempurna namun datangnya terlambat? Tidak ada gunanya," pungkasnya.

Akan teapi, barangkali, ada yang masyarakat lupa, bahwa Nadiem Makarim sendiri adalah seorang Ayah, Kepala Rumah Tangga, dengan 3 anak di rumah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com