Adit mengakui, tidak mudah untuk Niion berkembang di Indonesia. Sebab, pada saat diluncurkan tahun 2013, belum banyak orang menggunakan tas dengan model selempang atau slingbag dengan warna yang mentereng.
"Jadi tantangan utamanya edukasi, beralih dari tas yang ribet ke tas sederhana cuma satu warna," katanya.
Namun, dirinya terus berusaha mengedukasi masyarakat Indonesia terkait penggunaan tas slingbag melalui berbagai kanal media sosial.
Media sosial dipilih Adit untuk mengedukasi sekaligus memasarkan produknya karena tidak membutuhkan biaya yang besar.
Baca juga: Kisah Ibu Rumah Tangga Jualan Alpukat, Raih Omzet hingga Ratusan Juta Rupiah
"Dulu menggunakan Instagram, Line, berlanjut ke Line Official. Akhirnya kami memberanikan diri pada 2015 kami mneggunakan website sebagai engine utamanya," ujarnya.
Setelah itu, Niion pun terus berkembang dan kerap kali mendapatkan pesanan dalam jumlah besar. Bahkan, Niion sempat diborong oleh sebuah bank untuk memproduksi 5.000 tas.
Bukan hanya itu, pada tahun lalu Niion juga telah berhasil menjajakan produknya ke Las Vegas, Amerika Serikat, dalam gelaran Agenda Show dan Liberty Fairs.
"Pemerintah melalui Bekraf (Badan Ekonomi Kreatif) yang mungkin sekarang sudah melebur, waktu itu support kami ketika B2B event di Amerika. Menurut saya itu bantuan paling berkesan dan memiliki efek luar biasa ke perusahaan kami," tuturnya.
Kepada para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) lainnya, Adit menyarankan untuk tetap fokus berinovasi dengan kreativitas dimiliki agar mampu menempuh kesuksesan serupa.
Baca juga: Intip Bisnis Tas Daur Ulang Plastik yang Rambah Pasar Ekspor
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.