Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kurangi Kemacetan di Yogyakarta, Kemenhub Hadirkan Layanan Teman Bus

Kompas.com - 09/12/2020, 13:22 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan menghadirkan program “Teman Bus” di Yogyakarta. Teman Bus merupakan implementasi program buy the service Kemenhub dalam menunjang mobilisasi masyarakat dengan mode bus medium berkapasitas 40 penumpang.

Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan, kehadiran layanan Teman Bus di tengah pandemi covid-19 merupakan upaya mendorong sektor ekonomi dan pariwisata di Yogyakarta. Selain itu, diharapkan dengan adanya layanan ini bisa mengurangi tingkat kemacetan di Yogyakarta.

Kali ini Kementerian Perhubungan yang bekerja sama dengan Trans Jogja yang menjadi operator untuk menjalankan skema pembelian layanan bersubsidi itu.

Baca juga: Kemenhub Mulai Tawarkan Pengelolaan 6 Terminal Bus ke Swasta

“Kami berterima kasih atas respon masyarakat Indonesia yang sangat bagus terhadap program ini, karena hingga saat ini Teman Bus telah mencapai lebih dari 1 juta perjalanan pelanggan dan kami juga telah menyiapkan 44 armada bus yang akan melayani perjalanan penumpang khusus di kota Yogyakarta,” ujar Budi dalam keterangan tertulisnya, Rabu (9/12/2020).

Budi pun optimis dengan hadirnya moda transportasi yang aman dan nyaman seperti Teman Bus ini, minat masyarakat naik transportasi umum akan meningkat.

“Kami optimistis dengan hadirnya moda transportasi yang aman dan nyaman seperti ini, diharapkan lebih banyak penumpang dari masyarakat yang beralih ke moda transportasi publik, yang saat ini masih gratis,” kata Budi.

Baca juga: Jelang Natal dan Tahun Baru, DAMRI Siapkan Ribuan Armada Bus Sehat

Budi menargetkan program ini akan hadir di 10 kota, seperti Makassar, Banjarmasin, Bandung, Surabaya, dan Banyumas.

Dalam menjalankan program ini, Kemenhub menetapkan beberapa Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang harus dimiliki serta dilakukan operator agar layanan Teman Bus memiliki kualitas dan pelayanan yang prima.

Fasilitas Teman Bus dibekali oleh peralatan canggih IoT (Internet of Things) seperti CCTV, reader kartu non tunai, sensor penghitung jumlah penumpang, sensor alarm pada pengemudi untuk mendeteksi jika ada pelanggaran pada pengemudi seperti pengemudi mengantuk, merokok, tidak menggunakan seatbelt dan keluar jalur/ trayek yang kemudian sistem membunyikan alarm dan mengirim informasi ke Command Center secara real time.

Para pengemudi dan staff sudah dilakukan pelatihan khusus untuk wajib mengikuti peraturan dan pengecekan berkala terhadap bus, guna menjaga fasilitas dan pelayanan serta waktu headway (jarak antar bus) yang ditentukan yaitu 10 menit, sehingga penumpang tidak menunggu lama di halte dan berdesakan dalam Bus.

Adapun layanan Teman Bus di Yogyakarta beroperasi di tiga koridor. Koridor 1 Godean; Pusat Kuliner Belut Godean – Terminal Ngabean, Koridor 2 Ngaglik; Terminal Pakem – Terminal Condong Catur dan Koridor 3 Ngemplak; Pasar Pakem – Halte TJ Bandara Adi Sucipto.

Untuk tarifnya, saat ini diberikan gratis hingga 31 Desember 2020 kepada masyarakat yang naik layanan transportasi Teman Bus. Tidak hanya itu, Teman Bus dilengkapi juga dengan aplikasi mobile untuk memudahkan penumpang mendapatkan informasi rute, titik halte dan jadwal keberangkatan Bus.

Aplikasi Teman Bus saat ini sudah bisa diunduh di playstore dan appstore. Adapun cara naik Teman Bus sangat mudah yaitu cukup buka aplikasinya, tunggu di halte terdekat dari posisi penumpang yang tertera di aplikasi, siapkan kartu non tunai (Tap Cash BNI, flazz BCA, e-money MANDIRI dan brizzi BRI), naik bus, lalu tempelkan kartu non tunai pada perangkat reader.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com