JAKARTA, KOMPAS.com- Truecaller, aplikasi identifikasi dan pemblokir nomor telepon menunjukkan bahwa upaya penipuan melalui sambungan telepon masih bermunculan selama pandemi Covid-19.
Pelaku penipuan sering menghubungi korban dan meminta kode OTP yang dikirimkan ke ponsel mereka.
Penipu lalu menggunakan kode-kode ini untuk mengakses dompet elektronik atau rekening bank korban.
Baca juga: Ini Ragam Modus Penipuan Atas Nama Bank dan Cara Mencegahnya
Director of Communications Truecaller Kim Fai Kok memaparkan, selama pandemi Covid-19, jumlah telepon penipuan mengalami tren peningkatan.
Pada Maret-April 2020, terutama pada saat awal virus corona menyebar cepat dan beberapa negara memberlakukan lockdown, jumlah panggilan spam sempat merosot.
"Ketika masyarakat luas sedang dalam mode lockdown, para pelaku penipuan pun juga berhenti beraksi selama beberapa waktu," kata Kim Fai Kok melalui keterangan tertulis, Rabu (9/12/2020).
Namun, sejak Mei hingga Oktober 2020, semakin banyak oknum yang memanfaatkan kondisi yang serba tidak pasti di tengah pandemi Covid-19.
Di bulan Mei, jumlah panggilan spam mulai tumbuh kembali dan terus meningkat 9,7 persen per bulan.
Truecaller mencatatkan angka panggilan spam tertinggi di bulan Oktober, yaitu 22,4 persen lebih tinggi dari periode sebelum pandemi.
Baca juga: Transaksi Online Makin Getol di Masa Pandemi, Awas Penipuan Mengatasnamakan OneKlik!
"Bahkan, di tahun yang sulit ini, para penipu dan pengirim spam masih menemukan cara-cara baru untuk mengganggu masyarakat di seluruh dunia," kata Kim Fai Kok.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.