Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Sukuk Global Berprinsip Keberlanjutan di Tengah Pandemi Covid-19

Kompas.com - 13/01/2021, 19:37 WIB
Fika Nurul Ulya,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang terjadi sejak akhir tahun 2019 nampaknya mengubah pandangan investor dalam berinvestasi.

Arah penempatan dana investor mulai berfokus pada investasi berkelanjutan kepada perusahaan yang memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik atau environmental, social, and governance (ESG).

Hal ini terbukti dengan peningkatan investasi pada instrumen sukuk global berprinsip ESG di kuartal I 2020. Data dari Batavia Prosperindo Aset Managemen, global mutual fund dengan fokus ESG mendapat aliran dana masuk (inflow) sebesar 40,5 miliar dollar AS.

Baca juga: Investor Cenderung Menahan Diri Masuk ke Lelang Sukuk Negara

Jumlahnya naik 41 persen secara tahunan (year on year/yoy) meski tren ini sudah berlangsung dalam 3-5 tahun belakangan.

Bahkan di Amerika Serikat, aliran dana masuk mencapai 7,3 miliar dollar AS selama kuartal I 2020, merupakan rekor kuartalan tertinggi sepanjang sejarah.

"Dan angka tersebut lebih tinggi dari total inflow sepanjang tahun 2019," kata CEO PT Batavia Prosperindo Aset Manajemen, Lilis Setiadi dalam peluncuran Batavia Global ESG Sharia Equity USD secara virtual, Rabu (13/1/2021).

Secara keseluruhan, kinerja dari berbagai produk investasi global bertema ESG 94 persen menghasilkan kinerja yang lebih tinggi dibanding produk lainnya yang bersifat non-ESG.

Dalam 5 tahun belakangan, gabungan saham dunia yang berfokus pada ESG berkinerja lebih baik ketimbang gabungan saham di seluruh dunia. Performa saham ESG berkisar 66,1 persen, sedangkan performa saham dunia berkisar 60,7 persen.

Hal ini tak lain berkat pemahaman investor yang mulai peduli terhadap krisis iklim dan isu kemanusiaan. Berdasarkan survei BlackRock People and Money, 68 persen dari 8.000 investor di Asia menginginkan investasinya memperhatikan aspek lingkungan.

Survei tersebut dilakukan pada periode November 2019 hingga Januari 2020.

"Mereka (investor) menyadari bahwa portofolio perlu diperkuat dengan investasi yang memiliki potensi imbal hasil yang optimal dan harus resilience menghadapi krisis. Investasi berprinsip ESG selain membawa efek positif kepada lingkungan, perusahaan seperti ini terbukti menghasilkan kinerja yang lebih baik dan resilience menghadapi krisis," ungkapnya.

Apakah tren akan berlanjut pada 2021?

Lilis menyebut, kinerja pasar modal terutama pasar saham memang akan semakin semarak tahun ini. Sebab, pemulihan ekonomi akibat pandemi Covid-19 mulai terjadi dan semakin menguat dan mulai terjadinya proses vaksinasi nasional.

Di sisi lain, suku bunga acuan BI-7DRR masih berada di titik terendah sepanjang sejarah, dan cenderung bakal bertahan pada level yang rendah tahun ini. Tentu saja didukung oleh tingkat inflasi yang dan kurs rupiah yang cenderung stabil.

Baca juga: Cari Dana Rp 21,15 Triliun, Zoom Berencana Jual 4,4 Juta Saham Baru

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com