Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paling Kuat di Antara Saham–saham Farmasi, Bagaimana Prospek KLBF

Kompas.com - 18/01/2021, 17:12 WIB
Kiki Safitri,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Selama empat hari berturut-turut saham–saham farmasi mengalami auto reject bawah (ARB). Namun demikian, saham Kalbe Farma (KLBF) malah paling kuat bertahan.

Melansir RTI, pada penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (18/1/2021) saham KLBF berhasil menguat 0,91 persen di level 1.660. Sebelumnya, saham KLBF sempat menguat 3,13 persen di level 1.645 pada akhir pekan lalu.

Adapun beberapa saham farmasi yang ARB antara lain, Indofarma (INAF) dan Kimia Farma (KAEF) yang turunn 6,6 persen di level 5.275. Demikian juga dengan Pyridam Farma (PYFA) turun 6,6 persen dan Itama Ranoraya (IRRA), masing- masing di level 1.120 dan 2.790.

Baca juga: Turun Tajam, Saham ANTM Masuk Auto Reject Bawah

Saham Phapros (PEHA) juga turun 6,8 persen di level 1.985, demikian juga dengan saham Tempo Scan Pacific (TSPC) yang juga melemah 6,7 persen di level 1.650.

Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan, kenaikan harga saham KLBF didorong oleh beberapa faktor, seperti harga saham yang lebih murah dan pergerakan KLBF yang cenderung berbeda dengan saham farmasi lainnya.

“KLBF sedikit lebih murah dibandingkan yang lainnya, seperti KAEF dan INAF. Pergerakan KLBF juga cenderung berbeda dengan yang lainnya dari segi teknikalnya. KLBF sedikit lebih konservatif dan tidak terlalu fluktuatif,” kata Sukarno kepada Kompas.com.

Menurut Sukarno, pergerakan saham seperti KAEF dan INAF cenderung fluktuatif, sehingga menurutnya cukup wajar jika KLBF mampu naik, sementara saham farmasi lainnya masih ARB.

Sukarno juga menjelaskan, secara jangka panjang saham KLBF masih menarik untuk dikoleksi. Hal ini lantaran pendapatan dan laba KLBF yang cenderung stabil, sehingga prospeknya bisa lebih mudah terukur.

Baca juga: 8 Penyebab Penyaluran Bantuan Subsidi Gaji Tak Capai 100 Persen

Di sisi lain, analis Artha Sekuritas Dennis Christopher menilai saham KAEF dan INAF masih memiliki peluang koreksi karena sempat mengalami kenaikan yang cukup tinggi. Ia memproyeksikan, KAEF dan INAF bisa turun hingga level 4.000 sampai dengan 4.500.

“KAEF dan INAF saya rasa masih akan turun karena memang kenaikan sebelumnya terlalu tinggi. Secara valuasi sudah sangat mahal dan secara teknikal sudah overbought,” jelas Dennis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Apa itu NPWP? Ini Penjelasannya

Work Smart
Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Great Eastern Life Indonesia Cetak Laba Bersih Rp 208 Miliar Sepanjang 2023

Whats New
Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Laba Emiten BRPT Milik Prajogo Pangestu Merosot, Ini Penyebabnya

Whats New
Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Tak Perlu ke Dukcapil, Ini Cara Cetak Kartu Keluarga secara Online

Earn Smart
Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Laba Bank Tumbuh Terbatas, Pengamat: Pengaruh Kondisi Ekonomi Secara Umum

Whats New
Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com