Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkatkan Ekspor, Indonesia Perlu Manfaatkan China

Kompas.com - 20/01/2021, 14:50 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Ekonom Bank Mandiri, Andry Asmoro mengatakan, Indonesia harus memanfaatkan negara-negara yang sudah pulih dari pandemi Covid-19 untuk memperkuat ekspor, salah satunya China.

Lembaga dunia memproyeksi, China yang menjadi episentrum virus, sudah mengalami pemulihan dengan mencatat pertumbuhan ekonomi positif sebesar 1,9 persen sepanjang 2020.

Pada 2021, ekonomi diproyeksi tumbuh 8,2 persen.

Baca juga: Ekonomi China Tumbuh 2,3 Persen pada 2020

"Ada peluang untuk memanfaatkan negara yang pulih sebagai salah satu pertumbuhan ekspor Indonesia. Kalau dilihat, rebound-nya China itu mendorong pertumbuhan harga dari komoditas utama Indonesia," kata Asmo dalam diskusi publik Katadata Stimulus Covid-19 dan RCEP, Rabu (20/1/2020).

Asmo menuturkan, peluang Indonesia dalam memajukan ekspor sangat banyak.

Dari komoditas bahan mentah misalnya, harganya sudah berangsur membaik bahkan pulih pada tahun 2021.

Meski, dia berharap Indonesia tidak melulu tergantung pada komoditas bahan mentah. Peningkatan ekspor bisa diambil dari meningkatkan daya saing produk bernilai tambah dan non-komoditas.

"Peluang kita di depan mata sebenarnya banyak. Negara-negara yang sudah melonggarkan PSBB, sudah mampu menangani Covid-19 dan ekonominya mulai bergerak, bisa dimanfaatkan," ungkap Asmo. 

Baca juga: Banting Harga, Perusahaan Semen China Didenda KPPU Rp 22 Miliar

Namun, ada beberapa tantangan yang perlu dijawab secepatnya. Indonesia perlu mengalahkan Vietnam dalam pemanfaatan perjanjian perdagangan.

Sebab, perjanjian perdagangan yang baru-baru ini ditandatangani, RCEP, bisa saja kembali dimanfaatkan Vietnam bila RI tidak bergerak cepat.

"Memang tantangannya cukup besar (untuk menyusul Vietnam). Vietnam adalah salah satu spot pemindahan industri manufaktur (saat perang dagang) yang basisnya dari China. (Vietnam) Ini akan menjadi basis supply chain. Ini tantangan," sebut Asmo.

Kendati demikian, Indonesia masih berpeluang.

Data menunjukkan, total ekspor RI ke negara-negara RCEP meningkat cukup besar.

Baca juga: China Mau Tikung Jepang di Proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya?

Dari tahun 2015-2019, angkanya meningkat dari 78 miliar dollar AS menjadi 95 juta dollar AS.

"Bahkan yang data tahun 2020, sampai November kemarin sudah 91 miliar dollar AS meskipun di tengah pandemi. Perdagangan ekspor Indonesia ke RCEP masih tidak mengalami penurunan drastis dengan share ekspor 29 persen," pungkas Asmo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com