Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Syariah Indonesia Mulai Beroperasi Hari Ini

Kompas.com - 01/02/2021, 14:19 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia, Hery Gunardi menyampaikan, Bank Syariah Indonesia (BSI) sudah resmi beroperasi mulai hari ini, Senin, (1/2/2021).

Pernyataan itu dia sampaikan di depan Presiden RI Joko Widodo dalam launching BSI di Istana Negara. Hal itu juga menjadi tanda bahwa tiga bank syariah BUMN, yakni BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Mandiri Syariah resmi bergabung (merger).

"Alhamdulillah hari ini bank hasil penggabungan telah beroperasi dengan nama PT Bank Syariah Indonesia Tbk. Ini menjadi representasi Indonesia," kata Hery dalam launching BSI secara virtual.

Baca juga: Bank Syariah Indonesia Resmi Beroperasi Hari Ini, Bagaimana Prospek ke Depan?

Hery mengaku siap membawa BSI menuju 10 bank besar di seluruh dunia dalam 5 tahun ke depan.

"Kami sadar bukan hanya dari penggabungan, tapi kami perlu transformasi, perbaikan proses bisnis, penguatan manajemen, digital, dan sumber daya insani. BSI berkomitmen untuk menjadi bank yang melayani masyarakat," pungkas dia.

Sebagai informasi, BSI merupakan nama baru dari BRI Syariah sebagai bank yang menerima penggabungan (survivor entity).

Adapun komposisi pemegang saham terbesar jatuh kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan porsi 51,2 persen saham. Diikuti oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BNI) 25,0 persen, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) 17,4 persen, DPLK BRI - Saham Syariah 2 persen, dan publik 4,4 persen.

Struktur pemegang saham tersebut berdasarkan perhitungan valuasi dari masing-masing bank peserta penggabungan.

Baca juga: BSI Bakal Diresmikan Siang Ini, Simak Kinerja 3 Bank Syariah BUMN Jelang Merger

BSI memiliki aset mencapai Rp 240 triliun dengan modal inti lebih dari Rp 22,6 triliun.

Jumlah aset dan modal inti tersebut menempatkan Bank Hasil Penggabungan dalam daftar 7 besar bank terbesar di Indonesia dari sisi aset.

Hingga kini, pembiayaannya mencapai Rp 157 triliun dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp 157 triliun.

BSI pun akan menjadi TOP 10 bank syariah terbesar di dunia dari sisi kapitalisasi pasar dalam 5 tahun ke depan.

BSI bakal ditunjang oleh lebih dari 1.200 cabang dan 1.700 jaringan ATM, serta didukung oleh 20.000 orang karyawan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Baca juga: Bagaimana Nasib Rekening dan Deposito Nasabah Bank Syariah BUMN Usai Merger?

Di segmen ritel, bank syariah itu akan memiliki ragam solusi keuangan dalam ekosistem Islami, seperti terkait keperluan ibadah haji dan umrah, ZISWAF, pendidikan, kesehatan, remitansi internasional, dan layanan dan solusi keuangan lainnya berlandaskan prinsip syariah.

Sedangkan di segmen korporasi dan wholesale, Bank Hasil Penggabungan akan memiliki kemampuan untuk masuk ke dalam sektor-sektor industri yang belum terpenetrasi maksimal oleh perbankan Syariah.

Bank hasil penggabungan akan menyasar investor global lewat produk-produk Syariah.

"Bank hasil penggabungan juga diyakini akan dapat turut membiayai proyek-proyek infrastruktur yang berskala besar dan sejalan dengan rencana Pemerintah dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia," kata dia.

Selanjutnya di segmen UKM dan Mikro, bank hasil penggabungan akan mendukung para pelaku UMKM melalui produk dan layanan keuangan Syariah yang sesuai dengan kebutuhan UMKM.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com