Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Erick Thohir: Indonesia Terlambat Terapkan Sistem Keuangan Syariah

Kompas.com - 17/03/2021, 14:12 WIB
Akhdi Martin Pratama,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengakui Indonesia terlambat dalam menerapkan keuangan syariah. Padahal, Indonesia memiliki potensi yang besar di sektor keuangan syariah.

Bahkan, lanjut dia, Indonesia kalah dari negara tetangga, yakni Malaysia yang telah lebih dulu menerapkan keuangan syariah di negaranya.

“Dibandingkan dengan negara muslim lainnya, memang Indonesia terlambat menerapkan sistem keuangan syariah. Indonesia memulai ekonomi syariah di 1991 dengan berdirinya bank syariah pertama, yakni Bank Muamalat. Sementara Malaysia mulai menerapkan ekonomi syariah sejak tahun 1963,” ujar Erick dalam sebuah webinar, Rabu (17/3/2021).

Baca juga: Ada Peluang Kerja Sama, Bos Bank Islam Dubai Sowan ke Bank Syariah Indonesia

Kendati terlambat, Erick masih optimistis Indonesia akan mampu mengejar negara lainnya dalam industri keuangan syariah. Sebab, Indonesia memiliki populasi muslim terbesar di dunia dengan preferensi keuagan syariah yang sangat kuat.

Diproyeksikan pada 2025 Indonesia akan memiliki 184 juta penduduk populasi muslim dewasa, di mana lebih dari 50 persen merupakan kalangan atas dan mayoritas pekerja di sektor swasta.

“Hal tersebut menjadi potensi besar bagi institusi penyediaan layanan syariah meningkatkan industri halal yang semakin berkembang dari tahun ke tahun, menyesuaikan dengan demand dari masyarakat, terutama negara-negara dengan mayoritas penduduk muslim di seluruh dunia,” kata mantan bos Inter Milan itu.

Erick melanjutkan, sektor keuangan syariah di Indonesia terus tumbuh dari tahun ke tahun. Bahkan, di masa pandemi Covid-19, pertumbuhan sektor keuangan syariah mampu mengungguli sektor keuangan konvensional.

Pertumbuhan aset perbankan syariah pada 2020 meningkat sebesar 10,9 persen, sedangkan sektor keuangan konvensional hanya 7,7 persen. Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah juga berhasil meningkat sebesar 11,56 persen, unggul tipis dari pertumbuhan DPK perbankan konvensional sebesar 11,49 persen.

Dari sisi pembiayaan, perbankan syariah mencatatkan pertumbuhan terbesar sebesar 9,42 persen. Jauh mengungguli perbankan konvensional yang hanya tumbuh sebesar 0,55 persen.

Baca juga: OJK Mengakui Kesulitan Cari Pimpinan untuk Bank Syariah

“Selain itu, market share, pasar modal syariah sudah mencapai 17,39 persen. Jumlah koperasi simpan pinjam dan pembiayaan syariah sebanyak 4.115 unit dan koperasi jasa keuangan syariah sebanyak 75 unit yang membantu membina UMKM di seluruh Indonesia,” ungkapnya.

Untuk menjadikan Indonesia menjadi pusat perekonomian syariah di dunia, lanjut Erick, pemerintah terus memberikan dukungan. Misalnya, dengan pendirian Bank Syariah Indonesia (BSI).

BSI sendiri merupakan bank hasil penggabungan dari Bank Syariah Mandiri, BRI Syariah, dan BNI Syariah.

“Hasil penggabungan ini juga membuat BSI memiliki aset lebih dari Rp 240 triliun dan ditargetkan masuk ke dalam jajaran 10 bank syariah terbesar di dunia. Maka, kita doakan dan terus dukung manajemen BSI untuk mampu mewujudkan cita-cita mulia ini agar semakin terciptanya ekosistem syariah yang komprehensif, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di dunia,” ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com