Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menko Airlangga : Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca Menguntungkan Indonesia

Kompas.com - 18/03/2021, 11:20 WIB
Rully R. Ramli,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Upaya pemerintah dalam menekan produksi emisi gas rumah kaca dinilai akan berdampak positif terhadap Indonesia. Ini selaras dengan kondisi geografis Indonesia yang rentan terhadap bencana alam.

Sebagaimana diketahui, krisis iklim yang terjadi akibat pemanasan global berpotensi memicu berbagai becana alam, mulai dari hujan deras yang dapat menimbulkan banjir hingga musim panas berkepanjangan yang dapat menimbulkan kekeringan.

"Tentu saja upaya global (mengurangi emisi gas rumah kaca) menguntungkan Indonesia yang rentan terhadap dampak perubahan iklim," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, dalam Launching PBSE 2021, Kamis (18/3/2021).

Baca juga: Ini Alasan Pemerintah Keluarkan Abu Batu Bara PLTU dari Daftar Limbah Berbahaya

Airlangga mengakui, dampak dari perubahan iklim sudah mulai dirasakan di Indonesia. Ini terlihat dengan kerap terjadinya bencana alam di berbagai wilayah nusantara.

"Seperti dapat kita saksikan bersama, bencana alam yang terkait perubahan iklim semakin meningkat dan jumlahnya menimbulkan dampak yang signifikan terhadap perekonomian Indonesia," tuturnya.

Oleh karenanya setelah meratifikasi Perjanjian Paris pada 2016, pemerintah berkomitmen untuk menekan produksi emisi gas rumah kaca mencapai 29 persen pada 2030 dengan usaha sendiri dan 41 persen degnan bantuan pihak eksternal.

Namun, Airlangga menyadari, anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) maupun anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) tidak akan cukup untuk membiayai investasi penurunan produksi emisi gas rumah kaca. Sebab, investasi ini diproyeksi memakan biaya besar.

"Ini dibutuhkan partisipasi semua pihak, seluruh stake holders," kata dia.

Baca juga: Abu Batu Bara PLTU Bukan Lagi Limbah Berbahaya, Pemerintah: Ini Bukan Ikut-ikutan Negara Lain

Skema perdagangan karbon disebut Airlangga dapat menjadi solusi mengatasi permasalahan tersebut. Mekanisme jula beli sertifikat karbon ini dapat membantu pembiayaan investasi penurunan produksi emisi gas rumah kaca.

"Mekanisme perdagangan karbon yang akan diuji coba ini merupakan langkah strategis untuk memulai pengurangan emisi gas rumah kaca," ucap Airlangga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Holding Ultra Mikro Pastikan Tak Menaikkan Bunga Kredit

Whats New
Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Menteri Teten: Warung Madura di Semua Daerah Boleh Buka 24 Jam

Whats New
Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Bangun Ekosistem Energi Baru di Indonesia, IBC Gandeng 7 BUMN

Whats New
Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Apple hingga Microsoft Investasi di RI, Pengamat: Jangan Sampai Kita Hanya Dijadikan Pasar

Whats New
Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Bank DKI Raup Laba Bersih Rp 187 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Mendag Zulhas Terbitkan Aturan Baru Soal Batasan Impor, Ini Rinciannya

Whats New
Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Microsoft Komitmen Berinvestasi di RI Senilai Rp 27,54 Triliun, Buat Apa Saja?

Whats New
Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Allianz Syariah Tawarkan Asuransi Persiapan Warisan Keluarga Muda, Simak Manfaatnya

Whats New
Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Kini Beli Sepatu Impor Tak Dibatasi, Ini Penjelasan Mendag

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com