Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Macet di Terusan Suez Sebabkan Ekspor Kayu hingga Nikel RI Terhambat

Kompas.com - 28/03/2021, 15:36 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah kapal kontainer besar bermuatan 220.000 ton terjebak secara diagonal di dua tepi kanal Terusan Suez, Mesir.

Sejak Jumat (26/3/2021), otoritas Terusan Suez (Suez Canal Authority/SCA) sudah berusaha menangani meski belum ada hasil menggembirakan.

Terjebaknya kapal di Terusan Suez tak pelak membuat gangguan parah pada rantai pasokan dunia, mulai dari suku cadang mobil, komoditas seperti minyak mentah, hingga mainan anak-anak.

Pasalnya ada sekitar 12 persen perdagangan lintas laut melewati Terusan Suez, yang merupakan rute tercepat pengiriman barang dari Eropa ke Asia.

Baca juga: Freeport Kantongi Rekomendasi Kuota Ekspor 2 Juta Ton Konsentrat Tembaga

Ketua Umum Indonesian National Shipowners Association (INSA), Carmelita Hartoto mengungkap, macet totalnya Terusan Suez tentu berdampak pada komoditas ekspor impor di Indonesia.

Akibat kapal kontainer MV Ever Given terjebak di arteri perdagangan global itu, keluar masuk komoditas dari dan ke Indonesia akan terhambat.

"Mungkin akan ada beberapa jenis komoditi ekspor ke Eropa yang ikut terdelay. Misalnya, olahan kayu, mebel, olahan makanan (food& beverage), nikel, tembakau, dan lain-lain," kata Carnelita saat dihubungi Kompas.com, Minggu (28/3/2021).

Tak hanya ekspor, barang-barang impor dari luar negeri mungkin saja jadi tak maksimal. Muatan impor yang mungkin terhambat adalah impor dari Eropa dan Mediterania.

Meski Eropa dan Mediterania bukan mitra dagang terbesar RI, keterlambatan barang akan mengganggu produksi industri, termasuk industri manufaktur. Tercatat, impor dari Eropa dan Mediterania berkisar 8,5 persen dari keseluruhan.

"Cukup mengganggu juga akibat keterlambatan barang import seperti barang-barang mesin mekanik, kimia organik, kelistrikan, plastik, besi baja, komponen kendaraan, dan lain-lain," pungkasnya.

Sebelumnya diberitakan, Otoritas SCA belum bisa memastikan kapal kontainer Ever Given Shoei Kisen yang terjebak bisa kembali terapung bebas.

Selain mengeruk pasir di sekitar kapal, kini upaya penyelamatan kapal kemungkinan bergeser untuk membongkar kembali seluruh muatan kapal.

Baca juga: Terusan Suez Belum Bisa Dipastikan Kapan Dibuka Kembali

 

Adapun hingga Sabtu waktu setempat, kapal baru bergerak sedikit setelah dilakukan pengerukan pasir dan ditarik oleh kapal penarik. Jika muatan kapal diturunkan, kemungkinan pembukaan kembali kanal akan tertunda hingga berminggu-minggu kemudian.

Akibat kendala itu, lusinan kapal kontainer dan kapal tanker minyak telah mulai mengubah rute ke sekitar Afrika, rute yang akan menambah waktu perjalanan lebih dari seminggu. Bahkan, beberapa kapal telah diperintahkan untuk menurunkan kargo di pelabuhan terdekat.

Jumlah kapal yang menunggu untuk transit di kanal itu membengkak menjadi sekitar 320 kapal.

Lloyd's List memperkirakan, lebih dari 10 miliar dollar AS per hari barang telah tertunda di pintu masuk utara dan selatan ke terusan Suez sejak Ever Given macet pada hari Selasa.

Berdasarkan hitungannya, Mesir kehilangan dana hingga 14 juta dollar AS sehari untuk membiayai masalah di terusan Suez itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Bank Mandiri Capai Rp 1.435 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Imbas Boikot, KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai

Whats New
Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Gapki Tagih Janji Prabowo Bentuk Badan Sawit

Whats New
Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Pameran Franchise dan Lisensi Bakal Digelar di Jakarta, Cek Tanggalnya

Smartpreneur
Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Akvindo Tegaskan Tembakau Alternatif Bukan buat Generasi Muda

Whats New
Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Allianz Syariah Bidik Target Pengumpulan Kontribusi Capai 14 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Laba Bersih Astra International Rp 7,46 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Bank Mandiri Raup Laba Bersih Rp 12,7 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Gelar RUPST, Astra Tetapkan Direksi dan Komisaris Baru

Whats New
Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Emiten Sawit BWPT Catat Pertumbuhan Laba Bersih 364 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Ekonom: Investasi Apple dan Microsoft Bisa Jadi Peluang RI Tingkatkan Partisipasi di Rantai Pasok Global

Whats New
Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Kemenko Perekonomian Buka Lowongan Kerja hingga 2 Mei 2024, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com