Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hanya Lakukan Penyesuaian, BP Jamsostek Pastikan Tak Tarik Keseluruhan Dana dari Bursa

Kompas.com - 31/03/2021, 18:30 WIB
Ade Miranti Karunia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) Anggoro Eko Cahyo mengatakan, dalam jangka panjang, BP Jamsostek masih melihat pasar modal khususnya instrumen berbasis ekuitas sebagai investasi yang mempunyai potensi daya ungkit return.

Namun saat ini, menurut dia, kondisi pasar modal banyak dipengaruhi sentimen global, sehingga memicu peningkatan volatilitas.

Oleh karena itu, BP Jamsostek mempertimbangkan penyesuaian portofolio investasi yang dilakukan secara bertahap dalam jangka panjang.

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Bakal Kurangi Investasi Saham dan Reksa Dana, Ini Respons BEI

Meski ada penyesuaian portofolio, ia menepis adanya penarikan alokasi dana investasi BP Jamsostek berupa instrumen saham di pasar modal.

"Kami akan menambah alokasi pada surat utang, baik SBN maupun surat utang korporasi yang memenuhi persyaratan, dan mengoptimalkan investasi langsung. Salah satunya melalui kerja sama investasi dengan SWF (sovereign wealth fund). Penyesuaian ini tentunya akan mempengaruhi bobot alokasi investasi berbasis ekuitas secara alamiah seiring dengan pertumbuhan dana," katanya kepada Kompas.com, Rabu (31/3/2021).

Lebih lanjut kata dia, BP Jamsostek selalu melaksanakan pengelolaan investasi sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2015 dan PP Nomor 99 Tahun 2013.

Setiap kegiatan investasi yang dilakukan, lanjut Anggoro, juga telah melalui proses kajian fundamental, teknikal, manajemen risiko, dan kepatuhan yang komprehensif.

Eks Wakil Direktur Utama BNI ini juga menyebutkan, per Februari 2021, total dana kelolaan BP Jamsostek mencapai Rp 489,89 triliun, dengan rata-rata pertumbuhan tahunan 17 persen compound annual growth rate/CAGR.

Baca juga: BPJS Ketenagakerjaan Bikin IHSG Merosot di Bawah Level 6.000

Sedangkan, aset alokasinya hingga Februari lebih banyak dialokasikan ke instrumen surat utang 65 persen, deposito 12 persen, saham 14 persen, reksadana 8 persen, dan investasi langsung 1 persen.

Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat (RDP) BPJS Ketenagakerjaan (BP Jamsostek) dengan Komisi IX DPR RI, Anggoro memaparkan sejumlah strategi investasi yang akan dilakukan pada tahun ini. Salah satunya menempatkan dana di SWF Indonesia atau Lembaga Pengelola Investasi (LPI).

Strategi investasi lainnya yakni penempatan dana BP Jamsostek melalui instrumen obligasi. Menurutnya, dana BP Jamsostek selama ini banyak dialokasikan ke instrumen saham, deposito serta reksa dana.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com