Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hingga Akhir Maret, Defisit APBN Capai Rp 144,2 Triliun

Kompas.com - 22/04/2021, 16:12 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan terjadi defisit pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp 144,2 triliun hingga akhir Maret 2021.

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, defisit tersebut mencapai 0,82 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia.

"Keseimbangan primer kita bisa dilihat surplus defisitnya, defisitnya adalah 0,82 persen dari PDB. Jadi ini semua di dalam koridor yang bisa kita kontrol dan kita akan pantau terus," kata Suahasil dalam konferensi pers, Kamis (22/4/2021).

Suahasil menjelaskan, defisit terjadi ketika penerimaan negara masih seret, sementara APBN bekerja ekstra menggelontorkan beragam belanja untuk memulihkan ekonomi nasional.

Baca juga: Kuartal I-2021, Laba Bersih BCA Tumbuh 7 Persen Jadi Rp 7 Triliun

Tercatat, penerimaan negara hanya mencapai Rp 378,8 triliun atau 0,6 persen lebih tinggi dari tahun sebelumnya. Namun belanja negara tembus Rp 532 triliun atau meningkat 15,6 persen secara tahunan.

"Kita ingat ya konteksnya Maret tahun lalu sudah mulai ada Covid-19, jadi pendapatan negara tumbuh 0,6 persen," kata Suahasil.

Penerimaan negara

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menjelaskan, penerimaan APBN yang lebih kecil dari pengeluaran terjadi karena pajak masih terkontraksi. Penerimaan pajak tercatat menurun 5,6 persen menjadi hanya Rp 228,1 triliun dari target Rp 1.229,6 triliun.

Menurunnya penerimaan pajak ini terjadi karena dunia usaha belum kembali normal, dan adanya insentif pajak yang digulirkan pemerintah baik berupa PPh 21, PPh 22 impor, PPh final, dan lain-lain

Tercatat PPh 21 masih tertekan akibat belum pulihnya serapan tenaga kerja, sejalan dengan SKDU Bank Indonesia di -5,69 persen pada kuartal I-2021. Begitu pula dengan PPh 22 impor yang masih terkontraksi -38,55 persen.

Menariknya, pajak orang pribadi meningkat drastis, lantaran pada tahun lalu pemerintah sempat melonggarkan batas waktu pelaporan SPT menjadi bulan April 2020.

"Waktu itu berbagai kantor langsung tutup sehingga tidak mungkin melakukan pelayanan sehingga dateline bukan April. Sedangkan tahun ini tidak ada perpanjangan, seolah-olah (PPh OP) melonjak 99,31 persen, tapi tidak menggambarkan apple to apple," sebut Sri Mulyani.

PNBP masih turun 8,4 persen. Dari pagu Rp 299,1 triliun, realisasinya baru mencapai Rp 88,4 triliun. Pasalnya harga berbagai komoditas pada Januari-Maret tahun lalu masih lebih tinggi dibanding harga komoditas hingga kuartal I 2021.

Penerimaan negara masih banyak ditopang oleh bea dan cukai yang melonjak 62,7 persen. Dari pagu Rp 215 triliun, realisasinya sudah mencapai 29 persen atau Rp 62,3 triliun.

"Ini sesuatu yang bagus yang kita harapkan akan terjadi sampai akhir tahun," sebut wanita yang akrab disapa Ani ini.

Baca juga: Namanya Dicatut untuk Penipuan, Modalku Lapor OJK

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Bank Sentral AS Sebut Kenaikan Suku Bunga Tak Dalam Waktu Dekat

Whats New
Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Panduan Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BRI Bermodal BRImo

Spend Smart
PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

PMI Manufaktur April 2024 Turun Jadi 52,9 Poin, Menperin: Ada Libur 10 Hari...

Whats New
Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Siapa Hendry Lie, Pendiri Sriwijaya Air yang Jadi Tersangka Korupsi Timah Rp 271 Triliun?

Whats New
Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Inflasi Lebaran 2024 Terendah dalam 3 Tahun, Ini Penyebabnya

Whats New
Transformasi Digital, BRI Raih Dua 'Award' dalam BSEM MRI 2024

Transformasi Digital, BRI Raih Dua "Award" dalam BSEM MRI 2024

Whats New
Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Emiten Buah Segar BUAH Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun Tahun Ini

Whats New
SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

SYL Gunakan Anggaran Kementan untuk Pribadi, Stafsus Sri Mulyani: Tanggung Jawab Masing-masing Kementerian

Whats New
Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Saat Sri Mulyani Sampai Turun Tangan Urusi Kasus Alat Tunanetra SLB yang Tertahan Bea Cukai

Whats New
Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Emiten Manufaktur Kosmetik VICI Catat Pertumbuhan Laba Bersih 20 Persen Menjadi Rp 47,1 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Jalankan Fungsi Perlindungan Masyarakat, Bea Cukai Banten Berantas Peredaran Barang Ilegal

Whats New
Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Impor Bahan Baku Tepung Kini Cukup dengan Dokumen Laporan Surveyor

Whats New
BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

BUAH Bakal Tebar Dividen, Ini Besarannya

Whats New
Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Kementerian ESDM Tetapkan Harga Biodiesel Naik Jadi Rp 12.453 Per Liter

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com