Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Sesuai RPJMD 2020-2024, PGN Bakal Dukung Pengembangan Kawasan Industri Baru

Kompas.com - 27/05/2021, 16:19 WIB
Dwi NH,
A P Sari

Tim Redaksi

Beberapa sektor industri yang menyerap volume besar adalah petrokimia, industri logam dan baja, keramik, kaca atau glassware, pulp and paper, serta tekstil hulu.

Baca juga: Ini Jurus Pemerintah Dongkrak Sektor Industri Untuk Pemulihan Ekonomi Nasional

Terkait kerja sama dengan kawasan industri, PGN telah menandatangani pokok-pokok perjanjian (HOA) penyediaan pasokan gas dan infrastruktur pendukungnya bersama KI Kendal dengan estimasi kebutuhan gas sebesar 37 BBTUD dan KIT Batang sebesar 10 BBTUD.

“PGN terus mendorong agar kerja sama dengan kawasan industri dapat segera terealisasi, khususnya di KI di wilayah Indonesia Timur. Mengingat sampai saat ini, KI di Indonesia masih dominan di wilayah Indonesia Bagian Barat,” ujar Haryo.

Ia menjelaskan, pihaknya akan memberlakukan commercial end-users
agar tepat mutu dan biaya sesuai peraturan yang berlaku. Sebab, PGN akan langsung menyalurkan gas bumi ke pengguna akhir.

Penyaluran tersebut, mengacu pada pasca-terbitnya Permen ESDM Nomor 6/2016 berisi tentang larangan penjualan atau niaga gas bumi bertingkat. Skema gas agen atau kerja sama komoditas sudah tidak diperkenankan.

Baca juga: Hutama Karya Garap Jaringan Gas Bumi dan Rumah Tangga di Jatim Senilai Rp 297 Miliar

Dukung upaya menuju Eco-Industrial Park

Tidak hanya daya saing industri, PGN turut mendukung upaya menuju Eco-Industrial Park (EIP) atau estate dengan aspek environment (lingkungan), social (sosial, dan governance (tata kelola perusahaan) pada kawasan industri.

PGN berharap, kerja sama dalam bentuk EIP dapat pula meningkatkan daya saing kawasan.

Gas bumi sendiri mempunyai nilai lebih rendah emisi, sekitar 50-60 ton karbon dioksida (CO2) per Tera Joule (TJ).

Selain itu, nilai kalornya juga tinggi yaitu sebesar 12.500 kilocalorie (kcal) per kilogram (kg). Angka ini dua kali lebih tinggi dari batu bara dengan nilai kalor sebesar 6.000 kcal per kg.

Baca juga: Kelola 97 Persen Infrastruktur Gas Bumi, PGN Siapkan Infrastruktur Terintegrasi

Hal tersebut juga membuktikan bahwa gas bumi lebih ramah lingkungan dan dapat mendorong efisiensi energi.

Adapun konsep kerja sama EIP juga sejalan dengan investasi berbasis environmental, social, and corporate governance (ESG).

Konsep itu tidak mengejar keuntungan semata namun turut memperhatikan segi kebermanfaatan usaha bagi lingkungan, masyarakat, dan pemerintah.

ESG sendiri diklaim dapat membuat nilai perusahaan naik secara signifikan dalam jangka panjang. Keuntungan lainnya juga meningkatkan kemungkinan insentif yang diberikan lender (pemberi pinjaman) dengan biaya rendah.

Baca juga: Ada Ancaman Resesi, Investasi Jangka Pendek Ini Cocok untuk Milenial

"PGN akan menggunakan parameter-parameter kunci komersial yang tepat dalam kolaborasi antara PGN dan pengelola kawasan industri sehingga menguntungkan kedua belah pihak," imbuh Haryo.

Di sisi lain, lanjut dia, pihaknya tetap memperhatikan faktor teknis yang tepat dalam pengembangan infrastruktur gas. Tujuannya agar pemanfaatan gas bumi dapat meningkatkan daya saing industri.

“Hal ini juga untuk memacu pertumbuhan ekonomi nasional (PEN) yang berkualitas,” ucap Haryo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com