KOMPASIANA---Dalam upaya menghidupkan pendidikan Pancasila itu mesti juga dibarengi dengan pembangunan ilmu pengetahuan Pancasila.
Maksudnya, pembelajaran Pancasila di sekolah mesti lebih mendalamkan nilai-nilai penghayatan, pelaksanaan, dan pembiasaan.
Jika hal itu bisa dimulai secepatnya, bukan lagi sekadar menghafal isi dan pengamalan Pancasila, pasti bisa menjadi nilai karakter yang memengaruhi tingkah laku siswa dalam kehidupannya.
Harapannya, semoga Indonesia merupakan negara multikultural yang butuh membangun kebersamaan dalam keberbedaan agar terus harmonis sebagai suatu bangsa.
1. Pendidikan Pancasila Bukan Pelajaran "Kelas Dua", Kan?
Dulu, Kompasianer Zaldy Chan ingat betul, jika menghadapi ujian Pelajaran Pancasila berapa pun soal yang diagihkan guru, akan mudah dilalui.
Ternyata Kompasianer Zaldy Chan ini punya 3 rumus tersendiri dalam mengerjakan soal-soal itu dengan pilih atau pikirkan jawaban yang paling baik atau berlaku umum di masyarakat.
Akan tetapi kini Kompasianer Zaldy Chan justru menemukan permasalahan akan pendidikan Pancasila ini, seperti posisi pelajaran pendidikan Pancasila di dalam tiga kurikulum berbeda.
"Pelajaran Pancasila hanya 2 jam pelajaran (antara 70-90 menit) dalam satu minggu. Hingga saat ini, di SMP dan SMA juga masih begitu," tulisnya.
Silakan bandingkan dengan jumlah jam pelajaran dalam satu minggu pada mata pelajaran lainnya. (Baca selengkapnya)
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.