Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Kara Nugroho, Bangun Bisnis PVRA hingga Ikut London Fashion Scout

Kompas.com - 18/06/2021, 14:50 WIB
Elsa Catriana,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Membuka bisnis yang sedang tren menjadi salah satu pilihan yang tepat bagi para pebisnis yang ingin mendapatkan keuntungan dengan cepat.

Namun tidak bagi sepasang sahabat ini, Kara Nugroho bersama Putri Katianda pemilik produk sepatu lokal bertabur manik yang diberi merek PVRA.

Co-founder & Creative Director PVRA Kara Nugroho menceritakan, awalnya usaha mereka dimulai dari kecintaannya terhadap sepatu dan perhiasan alias jewelry.

Baca juga: Jakpreneur Fest 2021, Ini Promo yang Ditawarkan

Lalu, setelah lulus kuliah dari Universitas Monash, Melbourne, Australia, sepasang sahabat ini memberanikan diri untuk meluncurkan bisnisnya pada 2015.

"Kami memulai PVRA di tahun 2015. Usaha ini terinspirasi dari kecintaan kami akan sepatu dan perhiasan sehingga kami putuskan untuk menggabungkan keduanya yaitu sepatu dengan hiasan beadings yang menyerupai perhiasan," ujar Kara dalam ShoppePay Talks, Jumat (18/6/2021).

Dia mengakui, awalnya tren ini tidak ada di Indonesia. Hanya saja dia percaya, bahwa setiap wanita pasti menyukai sesuatu dengan perhiasaan.

Produk pertama PVRA adalah sandal. Namun, berbeda dengan sandal pada umumnya, mereka menciptakan sandal yang dibaluri dengan perhiasan.

Ternyata, produk mereka mendapat antusias yang luar biasa di pasar.

Founder Pvra: Putri Katianda dan Kara Nugroho.KOMPAS.com/Lusia Kus Anna Founder Pvra: Putri Katianda dan Kara Nugroho.

Baca juga: Cara Membuat Izin Usaha Mikro Kecil Secara Online

Kara dan sahabatnya lantas mencoba memproduksi 72 pasang sepatu dengan target penjualan untuk 3 bulan.

Lagi-lagi, mereka mendapatkan antusiasme yang cukup tinggi, sepatu tersebut laris manis hanya dalam waktu 3 minggu.

"Orang kan kalau melihat sesuatu ayang belum pernah dilihat sebelumnya, pasti terkejut dan membeli. Begitulah yang terjadi dengan produk kami. Sementara kami belum prepare dan belum menyiapkan produksi selanjutnya," kata Kara.

Hingga akhirnya, setelah 6 bulan membangun usahanya, Kara memutuskan untuk resign dari pekerjaannya sebagai pegawai kantoran dan memutuskan untuk fokus dengan bisnis sepatunya itu.

Baca juga: Membaca Peluang Bisnis agar Tetap Cuan di Tengah Pandemi

Pada tahun 2019, produknya bukan lagi dilirik di pasar lokal. Namun produk PVRA berhasil mengepakkan sayapnya ke kancah internasional dan tampil di ajang London Fahsion Scout pada tahun 2019.

London Fahsion Scout merupakan bagian dari London Fahsion Week yang menampilkan desainer brand dari seluruh dunia.

PVRA sendiri memiliki berbagai model sepatu dan sandal seperti sepatu siluet pointy, sandal strap hingga heels.

Adapun untuk kisaran harga yang ditawarkan mulai dari Rp 675.000 hingga Rp 850.000.

"Usaha kami ini bisa berjalan seperti ini memang panjang ceritanya. Kami memang benar-benar mencoba membaca pasar, ada puluhan kali kami coba terus hingga kami benar-benar percaya diri untuk mengeluarkan di pasar. Itu kunci utama kami hingga mendapatkan customer yang loyal," pungkas Kara.

Baca juga: Jeli Melihat Peluang, Wilson Sukses Bangun Bisnis Penyedia Suvenir Handuk dari Nol

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Jumlah Kunjungan Warga RI ke Singapura Meningkat Gara-gara Konser Taylor Swift

Whats New
Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Pasca Halving Bitcoin, Apa yang Harus Dicermati Investor?

Earn Smart
KJRI Cape Town Gelar 'Business Matching' Pengusaha RI dan Afrika Selatan

KJRI Cape Town Gelar "Business Matching" Pengusaha RI dan Afrika Selatan

Whats New
Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Baru 4 Bulan, Sudah 11 Bank Perekonomian Rakyat yang Tumbang

Whats New
Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Maskapai Akui Tak Terdampak Pengurangan Bandara Internasional

Whats New
Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Bank BTPN Raup Laba Bersih Rp 544 Miliar per Maret 2024

Whats New
Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Melalui Aplikasi Livin' Merchant, Bank Mandiri Perluas Jangkauan Nasabah UMKM

Whats New
Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Hari Tuna Sedunia, KKP Perluas Jangkauan Pasar Tuna Indonesia

Whats New
Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Terima Peta Jalan Aksesi Keanggotaan OECD, Indonesia Siap Tingkatkan Kolaborasi dan Partisipasi Aktif dalam Tatanan Dunia

Whats New
Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Pasarkan Produk Pangan dan Furnitur, Kemenperin Gandeng Pengusaha Ritel

Whats New
Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

Punya Manfaat Ganda, Ini Cara Unit Link Menunjang Masa Depan Gen Z

BrandzView
Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Asosiasi Dukung Pemerintah Cegah Penyalahgunaan Narkoba pada Rokok Elektrik

Whats New
Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Impor Bahan Baku Pelumas Tak Lagi Butuh Pertek dari Kemenperin

Whats New
Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com