Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BPPT Luncurkan Alat Pendeteksi Tsunami InaTews Buoy di Perairan Gunung Anak Krakatau

Kompas.com - 30/07/2021, 08:27 WIB
Ade Miranti Karunia,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) meluncurkan InaTews Buoy, teknologi pendeteksi tsunami dan gempa.

Keunggulan dari InaTews Buoy hasil inovasi BPPT ini adalah dapat beroperasional di laut dalam sehingga dapat mendeteksi dini tsunami.

Alat ini telah dipasang di Perairan Gunung Anak Krakatau. Dengan hadirnya alat tersebut seiring dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 93 Tahun 2019 untuk Memperkuat dan Mengembangkan Sistem Informasi Gempa Bumi dan Tsunami di Indonesia.

Baca juga: BPPT Jalankan Pilot Plan untuk Bantu Kembangan Energi Baru Terbarukan di RI

"Secara sejak tahun 2019-2024 dengan target kinerja yaitu terpasang dan beroperasinya Inabuoy di 13 lokasi, InaCBT di 7 lokasi, InaCAT/Tomografi di tiga lokasi dan satu kecerdasan artifical (AI Tsunami) di Indonesia, kata Kepala BPPT Hammam Riza melalui keterangan tertulis, Kamis (29/7/2021).

Tidak hanya itu, teknologi Buoy ini terdiri dari tiga komponen utama yakni OBU, Tsunami Buoy dan Manajemen Data di InaTOC.

Cara kerjanya, OBU secara aktif mengirim data melalui underwater accoustic modem ke Tsunami Buoy yang terpasang di permukaan laut.

Tsunami Buoy berperan sebagai penerima data dari OBU.

Kemudian, mentransmisikan data tersebut via satelit ke pusat pemantau tsunami Read Down Station (RDS) di Gedung I BPPT lantai 20.

Baca juga: Pamer Produk Inovasi Berbasis AI, BPPT Selenggarakan Artificial Intelligence Summit 2020

Buoy yang dipasang di dekat sumber gempa dan tsunami bekerja berdasarkan gelombang tsunami atau anomali elevasi muka air laut yang dideteksi oleh sensor yang ditempatkan di OBU.

Alat inilah yang berfungsi merekam kedatangan gelombang tsunami.

Sementara itu, Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) Yudi Anantasena menuturkan, program InaTews ini menerapkan konsep Pentahelix.

Pembuatan alat pendeteksi tsunami dan gempa ini pun melibatkan akademisi, masyarakat serta sektor bisnis pada tahun 2020.

Menurut dia, sampai saat ini BPPT sudah melakukan pemasangan di Selatan Bali, Selatan Kabupaten Malang, Selat Sunda dan Selatan Cilacap.

Baca juga: India Dilanda Tsunami Covid-19, Mendag: Tidak Ada Kendala Ekspor dan Impor

"Semoga yang dilakukan di dalam ini dapat mencapai output atau produk target Inatews BPPT bisa dilaksanakan dengan baik serta menunjukan sebagai bangsa khususnya BPPT serta para mitra-mitra semua bisa melakukan semua produk inovasi anak bangsa," ujar Yudi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com