JAKARTA, KOMPAS.com - PT Hero Supermarket Tbk (HERO) resmi menutup seluruh gerai Giant di Indonesia per akhir Juli 2021. Total gerai Giant di Tanah Air tersebar di 80 lokasi.
Karena format hypermart Giant dianggap kurang bisa bersaing, HERO akan lebih fokus pada pengembangan gerai merek lainnya, yaitu IKEA, Guardian, dan Hero Supermarket.
Hero juga membukukan rugi bersih sebesar Rp 551 miliar pada semester I-2021, dengan biaya nonrecurring sebesar Rp 537 miliar yang timbul akibat restrukturisasi bisnis Giant.
Dikutip dari Kontan, saat yang bersamaan penutupan Giant, manajemen HERO akan mengubah setidaknya lima gerai Giant menjadi IKEA, gerai yang menjajakan produk furnitur dan perkakas rumah tangga.
Baca juga: Luhut: Bali 91 Persen Sudah Vaksin, Tapi Kasus Covid-19 Belum Juga Turun
Manajemen HERO juga mempertimbangkan mengubah sejumlah gerai eks-Giant menjadi Hero Supermarket. Keputusan itu mengacu pada tinjauan strategis atas seluruh bisnis.
Fokus bisnis selanjutnya yakni investasi untuk mengembangkan IKEA, Guardian dan Hero Supermarket.
Diky Risbianto, Head of Corporate and Consumer Affairs PT Hero Supermarket Tbk bilang, sampai saat ini pihaknya tidak dapat menginformasikan seperti apa nasib gerai eks-Giant yang belum dimanfaatkan.
Hal tersebut lantaran masih ada beberapa negosiasi dan konversi yang perlu dilakukan.
“Namun seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya, kami akan mengubah beberapa gerai Giant menjadi Hero Supermarket dan IKEA serta mengalihkan beberapa gerai yang tersisa ke kepemilikan pihak ketiga,” jelas dia kepada Kontan.
Baca juga: Sejarah Giant, Raksasa Ritel Malaysia yang Tumbang di Indonesia
Diky menyampaikan, HERO tetap berkomitmen pada bisnis ritel melalui Guardian, IKEA, dan Hero Supermarket serta memiliki keyakinan kuat akan posisinya sebagai peritel kompetitif dalam jangka panjang.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.