Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Kali Jadi Presiden, Jokowi Janjikan Swasembada Jagung, Realisasinya?

Kompas.com - 16/09/2021, 06:15 WIB
Muhammad Idris

Penulis

"Semua masih seneng impor karena banyak yang mengambil rente di sini (impor)," kata dia.

"Kita harus berani stop impor pangan, stop impor beras, stop impor daging, stop impor kedelai, stop impor sayur, stop impor buah, stop impor ikan. Kita ini semuanya punya kok," kata Jokowi saat berkampanye Pilpres 2014 di Gedung Pertemuan Assakinah, Cianjur, Jawa Barat, seperti diberitakan Kompas.com pada 2 Juli 2014.

Baca juga: Janji Swasembada Daging Sapi 2 Periode Jokowi Ditagih

Sementara itu dikutip dari laman resmi Kementerian Pertanian, kebijakan pangan di era Jokowi-JK sudah tertuang dalam Nawacita menjadi landasan program kerja pemerintah yaitu mencapai swasembada pangan dalam rangka ketahanan pangan nasional.

Di periode pertama pemerintahan Presiden Jokowi, Kementerian Pertanian mencanangkan Upaya Khusus (Upsus) melalui peningkatan produksi dengan tiga komoditi pangan utama yang dijadikan target awal yaitu padi, jagung dan kedelai (pajale)

Presiden Jokowi menegaskan ada tiga hal yang harus digarisbawahi yaitu pangan yang cukup untuk masyarakat, menurunkan angka kemiskinan dan mensejahterakan petani. Ketiga tujuan ini sebagai landasan dalam menjalankan kebijakan pangan pemerintahannya.

Pertama, tahun 2016 ditargetkan swasembada padi, bawang merah dan cabai. Kedua, tahun 2017 ditargetkan swasembada jagung. Ketiga, tahun 2019 ditargetkan swasembada gula konsumsi.

Baca juga: Janji Jokowi Pertumbuhan Ekonomi Meroket 7 Persen dan Realisasinya pada 2015-2020

Keempat, ditargetkan swasembada kedelai dan bawang putih tahun 2020. Kelima, tahun 2024 ditargetkan swasembada gula industri.

Keenam, tahun 2026 ditargetkan swasembada daging sapi. Ketujuh, di tahun 2045 Kementerian Pertanian menargetkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia. 

Pilpres 2019

Meski target swasembada dan stabilnya pasokan jagung meleset di akhir periode pertama masa jabatannya sebagai Presiden RI, Jokowi kembali menjanjikan ketersediaan jagung bisa stabil di Pilpres 2019.

Jokowi yang saat itu menjadi calon presiden nomor urut 01 mengatakan bahwa jika terpilih nanti ingin terus menjaga kesediaan dan stabilitas harga pangan jika terpilih kembali.

Baca juga: Belum Bisa Swasembada, Peternak Lokal Didorong Penggemukan Sapi Australia

"Kita ingin ketersediaan pangan, stok, dan stabilitas harga harus terus kita jaga," tutur Jokowi saat debat kedua Pilpres di Hotel Sultan, Jakarta, seperti dikutip dari Kompas.com 17 Februari 2019.

Kemudian, Jokowi pun mengucapkan terima kasih kepada petani jagung karena bisa meningkatkan produksi. Dan ini bisa menekan impor. Ia mengungkapkan data pada 2014, Indonesia mengimpor 3,5 juta ton jagung.

Akibat produksi yang meningkat, jumlah impor tersebut menurun drastis menjadi 180.000 ton jagung.

"Saya sampaikan terima kasih pada petani jagung. Pada 2014, kita impor 3,5 juta ton jagung. Pada, 2018 hanya impor 180.000 ton jagung, artinya ada produksi 3,3 juta ton," terangnya.

Namun meskipun Jokowi mengklaim ada kenaikan produksi jagung, sepanjang periode pertamanya, polemik soal kelangkaan jagung masih menghiasi pemberitaan nasional. 

Baca juga: Turunkan Harga Gas: Janji Jokowi yang Belum Terealisasi Sejak 2016

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com