Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2 Kali Jadi Presiden, Jokowi Janjikan Swasembada Jagung, Realisasinya?

Kompas.com - 16/09/2021, 06:15 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Peternak menderita

Salah seorang peternak ayam petelur asal Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Muhammad Irham Faro, mengatakan saat ini kondisi peternak ayam layer tengah kondisi sekarat.

Harga telur ayam yang anjlok gila-gilaan membuat banyak peternak merugi. Di beberapa daerah, sudah banyak peternak memutuskan untuk berhenti sementara beternak karena biaya produksi yang tinggi.

"Ini terparah. Mau nangis mas. Aku jual ke sales (pengepul) saja Rp 16.500/kg. Kirim ke grosir masih dapat Rp 17.500/kg," ungkap Faro dikonfirmasi Kompas.com, Kamis (9/9/2021).

Menurut dia, di beberapa sentra penghasil telur ayam, harganya bahkan di bawah Rp 16.000/kg. Di Blitar contohnya, harga telur per kg hanya dibanderol Rp 14.500/kg beberapa hari lalu. Jauh dari harga pokok produksi (HPP) yang berada di kisaran Rp 18.000-19.000/kg.

Baca juga: Peternak Ayam: Pak Jokowi, Kalau Begini Terus Nangis, Bangkrut Kita

"Masih mending saya, tapi ya enggak ada untung. Cuma buat beli pakan saja," kata peternak muda yang menggeluti budidaya ayam petelur selepas lulus kuliah ini.

Tak punya pilihan

Peternak sendiri tak punya pilihan lain selain harus menjual telurnya dengan harga murah ke pengepul. Jika tak segera dijual, peternak bakal kesulitan membeli kebutuhan pakan ayam.

Harga pakan ayam sendiri sudah mengalami kenaikan sejak tahun lalu. Kenaikan pakan ini tak diimbangi dengan harga telur yang justru terjerembab.

Harga jual telur itu lebih rendah dibandingkan harga acuan yang ditetapkan pemerintah. Menurut Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 7 Tahun 2020 tentang Harga Acuan Pembelian di Tingkat Petani dan Harga Acuan Penjualan di Tingkat Konsumen, harga acuan pembelian telur di tingkat peternak ditetapkan Rp 19.000-Rp 21.000 per kg.

Di sisi lain, harga pakan unggas naik 15 persen sehingga berdampak pada kenaikan ongkos produksi. Kenaikan pakan terutama dipicu oleh naiknya harga bungkil kedelai seiring dengan kenaikan harga kedelai di pasar global.

Baca juga: Janji Jokowi Bawa RI Swasembada Kedelai dalam 3 Tahun dan Realisasinya

Saat harga telur tengah anjlok, lanjut Faro, peternak ayam semakin babak belur dengan harga pakan yang melambung tinggi.

Selama ini, banyak peternak layer yang mengandalkan pakan racikan sendiri dengan bahan utama jagung. Namun harga jagung saat ini tengah melambung, pasokannya pun susah didapat.

Setali tiga uang, peternak yang mengandalkan pakan jadi dari pabrikan juga harus menderita karena harganya yang terus naik.

Sambung Faro, selain harga pakan tinggi, harga anakan ayam (DOC) juga mengalami kenaikan sejak beberapa tahun terakhir.

Baca juga: Kartu Pra Kerja, Janji Kampanye Jokowi yang Dikebut Demi Lawan Corona

Ia berharap, pemerintah bisa memerhatikan dan membantu peternak kecil. Mengingat sektor peternakan ayam selama ini jadi salah satu usaha kecil yang menggerakkan ekonomi di pedesaan, terlebih di masa pandemi Covid-19.

"Pak Jokowi, kalau begini terus nangis, bangkrut kita peternak," ucap Faro.

Dia berharap pemerintah mengatur soal tata niaga telur ayam, mengatur harga dan pasokan pakan ayam tetap stabil, termasuk mengatur harga DOC yang selama ini dikuasai perusahaan-perusahaan integrator besar.

Jika kondisi sulit terus dibiarkan, peternak ayam petelur akan bernasib sama dengan peternak ayam broiler mandiri atau peternak rakyat yang selama beberapa tahun terakhir banyak yang gulung tikar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Asosiasi 'Fintech Lending' Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Asosiasi "Fintech Lending" Buka Suara Soal Pencabutan Izin Usaha TaniFund

Whats New
Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com