Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belum Bisa Swasembada, Peternak Lokal Didorong Penggemukan Sapi Australia

Kompas.com - 22/03/2021, 16:50 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia masih belum mampu memenuhi kebutuhan daging sapi nasional lewat produksi dalam negeri atau swasembada. Hal ini pun diakui baik oleh pemerintah, akademisi, dan industri.

Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Peternakan dan Perikanan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Pujo Setio mengatakan, pertumbuhan populasi sapi di Indonesia jauh lebih rendah dari pertumbuhan penduduk.

"Ketersediaan daging sapi ini masih defisit, yang jelas bahwa kita masih belum bisa swasembada," ujar Pujo dalam webinar Meat & Livestock Australia (MLA), Senin (22/3/2021).

Baca juga: Ini Alasan Indonesia Terus Impor Daging Sapi Meski Populasinya Banyak

Berdasarkan tren data Badan Pusat Statistik dan Qasa pertumbuhan konsumsi dan produksi daging sapi memang menunjukkan kesenjangan. Konsumsi tumbuh hingga 6,4 persen sementara produksi hanya mampu tumbuh 1,30 persen.

Kondisi inilah yang membuat Indonesia hingga kini belum mampu swasembada daging sapi dan masih membutuhkan impor.

Pujo mengatakan, untuk memenuhi tingginya kebutuhan daging maka pemerintah membuka importasi, baik berupa sapi bakalan maupun daging sapi. Bahkan, importasi daging kerbau turut dilakukan untuk mencukupi kebutuhan.

Oleh sebab itu, guna tetap menghidupkan para peternak lokal, impor sapi bakalan dari Australia terus dilakukan. Sapi berusia muda ini akan digemukkan di Indonesia, sehingga meningkatkan populasi sapi dalam negeri.

Ia mengatakan, pada dasarnya Australia sendiri mengelola ternak-ternak sapi berdasarkan musim. Menurutnya, akan menjadi positif jika ternak itu bisa dikembangkan di Indonesia di luar musim importasinya.

Baca juga: Jokowi Pernah Janji Setop Impor Daging Sapi, Apa Kabarnya Kini?

"Ini tentunya menjadi potensi bagi sebagian wilayah Indonesia untuk menampung sapi-sapi dari Australia, sehingga ketika musim kemarau yang panjang tidak hilang sapi-sapi tersebut," jelas dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Bank Muamalat Buka Lowongan Kerja hingga 31 Mei 2024, Cek Posisi dan Syaratnya

Work Smart
Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Viral Video Youtuber Korsel Diajak Mampir ke Hotel, Ini Tanggapan Kemenhub

Whats New
Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Finaccel Digital Indonesia Berubah Nama jadi KrediFazz Digital Indonesia

Whats New
Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Dampak Fluktuasi Harga Pangan Awal 2024

Whats New
Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Mengenal 2 Fitur Utama dalam Asuransi Kendaraan

Earn Smart
Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Penggunaan Gas Domestik Didominasi Industri, Paling Banyak Industri Pupuk

Whats New
Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Libur Panjang, Angkasa Pura II Proyeksikan Penumpang Capai 1 Juta Orang

Whats New
Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Percepat Peluncuran Produk untuk Perusahaan Teknologi, XpandEast Terapkan Strategi Pengurangan Time-to-Market

Whats New
Pasar Kripto Berpotensi 'Rebound', Simak Prospek Jangka Panjangnya

Pasar Kripto Berpotensi "Rebound", Simak Prospek Jangka Panjangnya

Earn Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com