Yang menarik, China adalah negara yang lebih menyukai nilai tukar mata uangnya tetap lebih rendah dibandingkan mata uang negara lain.
Dengan rendahnya nilai mata uang China, maka negara ini diuntungkan dengan gairah ekspor yang lebih tinggi. Nilai tukar saat ini, 1 dollar AS adalah setara 6,74 yuan. Sementara 1 yuan setara dengan Rp 2.205.
Baca juga: Mao Zedong dan Pengalaman Kelam Penerapan Ekonomi Komunis China
Itu sebabnya, setiap adanya pelemahan mata uang renminbi, Amerika Serikat seringkali bersikap dengan menuduh China curang dalam berdagang dengan sengaja memperlemah mata uangnya terhadap dollar AS.
Politikus AS kerap menempelkan label manipulator kepada China lantaran renminbi telah menguat atau stabil pada setiap awal tahun.
Sebelumnya, banyak pemangku kebijakan AS, baik dari sisi Demokrat maupun Republik, serta pengusaha manufaktur yang mengeluhkan China secara sengaja melemahkan nilai mata uang mereka sehingga tercipta harga yang tidak adil di pasar internasional.
Selain itu dari tahun ke tahun, pemerintah China gencar mempromosikan penggunaan yuan atau renminbi ke berbagai negara sebagai mata uang dalam ekspor impor menggantikan dollar AS.
Baca juga: Apa Itu Komunis: Definisi, Ciri, Sistem Ekonomi, dan Contoh Negara
Hasilnya, beberapa negara memang bersedia mengganti mata uang dollar AS mereka menggunakan renminbi saat berdagang dengan China.
Tahun 2019 lalu, Indonesia sendiri sudah menggunakan renminbi lebih dari 10 persen dari total perdagangan luar negerinya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.