Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antisipasi Keputusan The Fed, Manajer Investasi Ubah Racikan Portofolio Aset Investasi

Kompas.com - 27/09/2021, 14:25 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

Sumber

KOMPAS.com - The Fed resmi mengumumkan rencana pengurangan pembelian obligasi paling cepat pada November. Sementara, kenaikan suku bunga acuan diperkirakan pada 2022, lebih cepat dari rencana semula 2023.

Direktur Panin Asset Management Rudiyanto menilai, efek kedua sentimen tersebut akan membuat harga obligasi pemerintah bergejolak dalam waktu dekat. Tapi, untuk pergerakan harga saham justru akan cenderung minim.

Dia juga yakin, gejolak pasar obligasi hanya sesaat karena meningkatnya porsi investor lokal, inflasi yang rendah, serta likuiditas yang berlimpah dari kelompok perbankan.

Baca juga: Mengenal Apa itu Manajer Investasi dan Tugasnya

Menghadapi hal tersebut, Rudiyanto menyebut, Panin AM kembali menyesuaikan racikan portofolio berbagai produk agar bisa memberi imbal hasil yang optimal.

Pada reksadana pendapatan tetap, misalnya, Panin AM memperbesar bobot obligasi korporasi dan obligasi pemerintah jangka pendek. Sebab menurut Rudiyanto, koreksi harga obligasi pemerintah bisa digunakan sebagai momen beli di harga murah.

Pada reksadana campuran, Panin AM menambah bobot saham untuk meningkatkan kinerja, seiring outlook saham yang diperkirakan lebih baik dibanding obligasi. Sementara di reksadana saham, Rudiyanto percaya, saham bluechip lebih menarik. Apalagi, saham bluechip harganya sudah terkoreksi sejak awal tahun.

Bagi investor, bobot reksadana saham bisa ditingkatkan, apalagi ketika ada koreksi pasar.

"Seberapa besarnya tentu disesuaikan dengan profil risiko masing-masing," jelas Rudiyanto.
Dia juga menyarankan, investor mempertimbangkan reksadana pendapatan tetap dengan portofolio obligasi korporasi atau obligasi pemerintah tenor pendek. Ia juga menyarankan diversifikasi aset di beberapa jenis reksadana.

Adapun Head of Business Development Division Henan Asset Putihrai Asset Management Reza Fahmi berpendapat, pelaku pasar hanya perlu mengatur kembali konstruksi portofolio dengan memasukkan saham siklikal dan defensif.

Saham pilihan HPAM adalah saham mid to big cap yang punya pertumbuhan siklikal, punya free float besar, dan potensi pertumbuhan kinerja besar. Selain itu, Reza memilih saham undervalue.

Baca juga: Bingung Pilih Reksa Dana Saham atau Obligasi? Ini Saran Analis

Sementara, untuk portofolio obligasi, Reza bilang memilih obligasi korporasi yang memiliki rating minimum A+. Sedangkan untuk obligasi pemerintah dipilih yang memiliki durasi di bawah 15 tahun.

Reza menyarankan, investor jeli melihat kesempatan untuk masuk pada situasi seperti saat ini.

"Pelaku pasar sudah ekspektasi tapering dan kenaikan suku bunga acuan, investor cukup berinvestasi ke saham yang punya pengaruh positif terhadap pembukaan ekonomi kembali," kata dia.

Untuk setahun ke depan, Reza menyarankan investor mengisi portofolio dengan porsi saham 30 persen, lalu 20 persen untuk reksadana campuran dan pendapatan tetap. Sementara sisanya bisa di pasar uang.

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Usai Rapat The Fed, Manajer Investasi Ubah Racikan Portofolio Aset Investasi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Cara Isi Token Listrik secara Online via PLN Mobile

Work Smart
Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Pencabutan Status 17 Bandara Internasional Tak Berdampak ke Industri Penerbangan

Whats New
Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Emiten Sawit Milik TP Rachmat (TAPG) Bakal Tebar Dividen Rp 1,8 Triliun

Whats New
Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Adu Kinerja Keuangan Bank BUMN per Kuartal I 2024

Whats New
Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com