Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Dunia Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI 2021 Jadi 3,7 Persen

Kompas.com - 28/09/2021, 14:05 WIB
Fika Nurul Ulya,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Dunia (World Bank) memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang tahun ini hanya 3,7 persen. Proyeksi itu menurun dibanding prediksi bulan April 2021 lalu yang sebesar 4,4 persen.

Dalam Laporan berjudul World Bank East Asia and Pacific Update October 2021, penurunan proyeksi terjadi lantaran penularan kasus Covid-19 varian Delta sejak Juni 2021 lalu.

Ekonom Bank Dunia Asia Timur dan Pasifik Aaditya Mattoo mengatakan, varian ini sangat memukul pemulihan ekonomi Indonesia di tahun 2021.

"Saya katakan bahwa varian Delta sangat memukul ekonomi Indonesia tahun ini. Untung Indonesia lebih awal dalam hal vaksinasi dan berhasil dalam hal mempercepat tingkat vaksinasi. Mudah-mudahan pertengahan tahun depan (vaksinasi) mencakup proporsi yang sangat besar," beber Mattoo dalam Media Briefing, Selasa (28/9/2021).

Baca juga: Setelah Bank Raya, Bank Pelat Merah Bakal Luncurkan Bank Digital Lain?

Mengacu laporan yang sama, seluruh negara di kawasan Asia Pasifik memang masih berjuang melawan varian Delta dan membalikkan resesi ekonomi. Keberuntungan kawasan ini seolah berbalik setelah tahun 2020 banyak negara Asia Pasifik berhasil mengendalikan Covid-19.

Mattoo berujar, penyakit ini akan menimbulkan kerusakan perekonomian yang lama dan mungkin akan terus ada. Dalam jangka pendek, pandemi yang masih berlanjut akan memperpanjang kesulitan manusia dan ekonomi jika tidak dapat beradaptasi.

Sementara dalam jangka panjang, Covid-19 mengurangi pertumbuhan dan memperbesar kesenjangan, kecuali jika negara-negara tersebut dapat mengatasi dampaknya dan memanfaatkan peluang yang tercipta oleh pandemi.

"Kebijakan yang diciptakan harus membantu para pelaku ekonomi untuk beradaptasi hari ini dan membuat pilihan yang mencegah terjadinya perlambatan dan disparitas ekonomi di kemudian hari," ucap Mattoo.

Baca juga: Pelabuhan Anggrek Gorontalo Resmi Dikelola Perusahaan Swasta

Pemulihan yang belum merata di kawasan Asia Pasifik membuat Bank Dunia menurunkan proyeksi ekonomi. Saat ekonomi China tumbuh 8,5 persen tahun ini seperti yang diperkirakan, negara lain diperkirakan akan tumbuh lebih lambat sekitar 2,5 persen, bukan 4,4 persen.

Pemulihan yang tidak merata tecermin dari kondisi kerja industri. Di China, Vietnam, dan Indonesia telah mencapai tingkat pra pandemi. Tapi di Kamboja, Malaysia, dan Mongolia baru mencapai tingkat pra pandemi pada tahun 2022.

Bahkan di Myanmar, Filipina, dan Thailand serta banyak negara lainnya, pertumbuhan ekonomi tetap akan tetap berada di bawah tingkat pra pandemi hingga tahun 2023.

"Penyerapan tenaga kerja menurun, angka kemiskinan akan bertahan, dan kesenjangan akan meningkat. Rumah tangga yang lebih miskin memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk kehilangan penghasilan dan terpaksa menjual aset produktif," pungkas Matto.

Khusus Indonesia, Bank Dunia memproyeksi tahun 2022 mencapai 5,2 persen dan tahun 2023 mencapai 5,1 persen.

Baca juga: Menko Airlangga: Laju Penyebaran Covid-19 di Indonesia Semakin Terkendali

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com