Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Skandal Manipulasi Data EoDB, IMF Belum Putuskan Status Kristalina Georgieva

Kompas.com - 11/10/2021, 15:20 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Sumber AFP


WASHINGTON, KOMPAS.com - Dana Moneter Internasional (IMF) belum bisa mencapai kesepakatan mengenai status Kristalina Georgieva sebagai diretur pelaksana donor internasional tersebut.

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu, sebuah firma hukum baru saja merilis hasil invesigasi yang menyimpulkan, Georgieva, yang kala itu merupakan pejabat senior di Bank Dunia, terlibat dalam manipulasi data yang menguntungkan China.

"Pimpinan IMF dan perwakilan dari firma hukum WilmerHale bakal bertemu kembali bersama dengan Georgieva pada akhir pekan dengan harapan bisa mencapai kesimpulan terkait permasalahan ini," tulis IMF dalam keterangan resminya seperti dilansir dari AFP, Senin (11/10/2021).

Jajaran petinggi IMF telah melakukan tga kali pertemuan sepanjang pekan lalu untuk menentukan nasib Georgieva.

Berdasarkan hasil investigasi yang dilakukan WilmerHale, Georgieva memberikan tekanan kepada beberapa staf Bank Dunia untuk melakukan perubahan data indeks kemudahan berusaha atau Ease of Doing Business edisi tahun 2018.

Baca juga: Menteri Investasi Sebut Kenaikan EoDB RI Tergantung Lobi-lobi

AFP menyebut, IMF menginginkan informasi yang lebih detil untuk memutuskan apakah Georgieva bakal tetap menduduki jabatannya.

Keputusan mengenai masa depan Georgieva di IMF pun diharapkan bisa segera diketok dalam waktu dekat.

Untuk diketahui, skandal manipulasi data EoDB bermula dari temuan WilmerHale menunjukkan Georgieva, bersama dengan penasihat IMF Simeon Djankov, serta Presiden Bank Dunia kala itu Jin Young Kim memberikan tekanan kepada staf untuk mengubah metode perhitungan peringkat EoDB China.

Hal itu dilakukan untuk menghindari risiko perselisihan dengan pemerintah China.

Dorongan itu dilakukan seiring dengan Bank Dunia sedang melakukan negosiasi yang sensitif dengan pemerintah China terkait dengan peningkatan pinjaman modal untuk lembaga tersebut.

Hasil investigasi menunjukan, China sempat mengajukan komplain kepada Bank Dunia terkait dengan posisi China pada laporan EoDB tahun 2017 yang berada di peringkat 78.

Pada tahun berikutnya, seharusnya posisi China merosot lebih dalam. Namun, pada pekan terakhir sebelum laporan tersebut dirilis di akhir tahun 2017, Kim dan Georgieva meminta staf untuk mencari kemungkinan memperbaiki metode perhitungan EoDB.

Rilis skandal manipulasi data EoDB yang mencuat ke publik pun meyebabkan Bank Dunia menghentikan publikasi data tersebut tahun ini.

Baca juga: Dihentikan karena Skandal, Apa Itu Laporan Ease of Doing Business?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Penyaluran Kredit Ultra Mikro Capai Rp 617,9 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Bayar Klaim Simpanan 10 BPR Bangkrut, LPS Kucurkan Rp 237 Miliar per April 2024

Whats New
[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

[POPULER MONEY] Mendag Zulhas: Warung Madura Boleh Buka 24 Jam | KFC Malaysia Tutup Lebih dari 100 Gerai, Imbas Boikot

Whats New
Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Kode Transfer BCA, BRI, BNI, BTN, Mandiri, dan Bank Lainnya

Spend Smart
Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Cara Beli Token Listrik di ATM BRI, BNI, Mandiri, BTN, dan BSI

Spend Smart
Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com