Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Market Cap? Berikut Pengertian dan Cara Hitungnya

Kompas.com - 26/10/2021, 20:28 WIB
Mutia Fauzia

Penulis

Biasanya, faktor yang memengaruhi pergerakan harga saham perusahaan beberapa di antaranya yakni kinerja perusahaan, potensi kinerja perusahaan ke depan, serta kondisi perekonomian yang memengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Baca juga: Apa Itu Delisting Saham dan Bagaimana Dampaknya ke Investor?

Cara Menghitung Market Cap

Seperti dijelaskan sebelumnya, cara menghitung market cap adalah dengan menghitung jumlah keseluruhan saham perusahaan yang diperdagangkan ke publik di kali dengan harga saham tersebut.
Lebih jelasnya, rumus cara menghitung market adalah sebagai berikut:

Market Cap = Total Saham yang Beredar x Harga per Lembar Saham

Contoh mudahnya seperti berikut, Perusahaan ABC mempunyai total saham yang beredar sebanyak 400 juta lembar, dengan harga per lembarnya sebesar Rp 1.500. Maka nilai kapitalisasi pasar atau market cap adalah:

Diketahui:
Total saham yang beredar = 500 juta lembar
Harga saham per lembar = Rp 1.500

Maka nilai market cap adalah:

Market cap
= 500 juta x Rp1.500
= Rp 750 miliar.

Kategorisasi Market Cap

Di Indonesia, Bursa Efek Indonesia telah melakukan kategorisasi market cap menjadi blue chip atau saham lapis satu, middle cap atau saham lapis dua, dan small cap atau saham lapis tiga.
Penjelasannya adalah sebagai berikut:

Saham Blue Chip

Saham blue chip adalah jenis saham dari perusahaan dengan kondisi keuangan prima, serta telah beroperasi selama bertahun-tahun.

Saham blue chip juga kerap disebut sebagai saham lapis satu yang kinerjanya bakal memengaruhi keseluruhan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Kapitalisasi pasar saham yang termasuk dalam saham blue chip di atas Rp 10 triliun.

Contoh saham blue chip yakni saham-saham yang masuk dalam indeks LQ45. LQ45 adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 45 saham yang memiliki likuiditas tinggi dan kapitalisasi pasar besar serta didukung oleh fundamental perusahaan yang baik.

Indeks LQ45 menggunakan 45 emiten yang dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan.

Baca juga: Aset Adalah: Pengertian, Jenis, Sifat, dan Contohnya

Terdapat sejumlah faktor-faktor yang dipergunakan sebagai kriteria suatu emiten untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ45. Salah satu pertimbangannya adalah emiten setidaknya telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.

Beberapa saham yang masuk di dalam indeks LQ45 yakni ACES (Ace Hardware Indonesia Tbk), BBCA (Bank Central Asia Tbk), BBNI (Bank Negara Indonesia Tbk), dan BBRI (Bank Rakyat Indonesia Tbk).

Saham Middle Cap

Sementara itu, saham mid cap atau saham middle cap adalah saham dari emiten atau perusahaan dengan kapitalisasi pasar antara Rp 1 triliun sampai dengan Rp 10 triliun.

Meski tak sebesar blue chip, namun saham yang masuk dalam kategori saham middle cap memiliki fundamental yang baik. Saham middle cap cenderung stabil dan dikategorikan sebagai saham perusahaan yang masih berkembang.

Di sisi lain, perusahaan lapis kedua ini memiliki pergerakan yang lebih agresif. Beberapa contoh saham lapis kedua atau middle cap yakni PT Japfa Comfeed Tbk (JPFA) dan PT Malindo Feedmill Tbk (MAIN).

Saham Small Cap

Sementara itu, saham small cap adalah saham dengan kapitalisasi pasar di bawah Rp 1 triliun.

Pergerakan harga saham lapis ketiga atau saham small cap juga cenderung lebih bergejolak atau volatil. Hal ini dikarenakan harga saham small cap cenderung murah sehingga mudah dimainkan oleh spekulan. Saham lapis ketiga ini juga kerap disebut sebagai saham gorengan.

Baca juga: Apa Itu PIRT? Begini Syarat dan Cara Mengurusnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com