Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buka-bukaan Dirut Garuda Indonesia soal Isu Bakal Diganti Pelita Air

Kompas.com - 27/10/2021, 17:31 WIB
Yohana Artha Uly,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra buka suara terkait isu yang menyebut Garuda Indonesia akan digantikan dengan PT Pelita Air Service, maskapai milik PT Pertamina (Persero).

Ia mengakui, pemerintah tengah menyiapkan Pelita Air untuk masuk ke penerbangan berjadwal, setelah selama ini fokus melayani penerbangan carter.

Namun, hal itu bukan berarti ada rencana untuk memailitkan Garuda Indonesia dan menggantinya dengan maskapai lain.

Baca juga: Dirut Bantah Ada Pembahasan dengan Pemerintah untuk Pailitkan Garuda Indonesia

Irfan menjelaskan, Garuda Indonesia memang tengah menghadapi situasi sulit karena menumpuknya utang. Oleh sebab itu, dilakukan restrukturisasi utang dan restrukturisasi operasional untuk kembali menyehatkan perusahaan.

Restrukturisasi itu pun terus diupayakan manajemen dan pemerintah sebagai pemegang saham untuk berhasil dilakukan, sehingga bisa menyelamatkan Garuda Indonesia.

"Upaya ini yang dilakukan setiap hari, 24 jam oleh manajemen, pemegang saham, komisaris dengan para adviser kami. Jadi jangan dibilang bahwa ada opsi memailitkan atau mengganti (dengan maskapai lain)," ujar Irfan kepada Kompas.com, Rabu (27/10/2021).

Meski demikian, keberhasilan restrukturisasi yang dilakukan tentu bergantung pada keputusan banyak pihak. Sebab, proses restrukturisasi melibatkan banyak pihak mulai dari lender, lessor, hingga pemegang sukuk global.

Maka, bersamaan dengan itu, pemerintah menyiapkan Pelita Air. Tujuannya, bila restrukturisasi dan negosiasi Garuda Indonesia tak berhasil dilakukan, pemerintah bisa membesarkan Pelita Air sebagai maskapai yang melayani penerbangan berjadwal.

"Pemerintah itu kan juga punya tanggung jawab yang lain, artinya bila ini enggak berhasil (restrukturisasi), bila ya ini, bila, maka pemerintah lewat Pertamina kan punya Pelita, nah ini dipersiapkan," jelasnya.

"Jadi Pelita dipersiapkan, bila ini (restrukturisasi) gagal, pemerintah bisa membesarkan Pelita. Tapi kalau enggak gagal, ya jalan terus (Garuda Indonesia)," imbuh Irfan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Rhenald Kasali: Literasi Digital dan Bahasa Keuangan Jadi Kunci Kuasai Uang

Rhenald Kasali: Literasi Digital dan Bahasa Keuangan Jadi Kunci Kuasai Uang

Whats New
Pengamat: Bursa CPO Bukan Solusi untuk Permasalahan Industri Sawit di RI

Pengamat: Bursa CPO Bukan Solusi untuk Permasalahan Industri Sawit di RI

Whats New
Goldman Sachs Sebut China Alami Peningkatan Permintaan Tembaga, Besi, dan Minyak

Goldman Sachs Sebut China Alami Peningkatan Permintaan Tembaga, Besi, dan Minyak

Whats New
Bantu Petani Karet, PGN bersama Masyarakat Kembangkan Pupuk Organik Terjangkau

Bantu Petani Karet, PGN bersama Masyarakat Kembangkan Pupuk Organik Terjangkau

Whats New
Ada Konflik di Rempang, Menteri Bahlil: Xinyi Paham Kondisi Saat Ini

Ada Konflik di Rempang, Menteri Bahlil: Xinyi Paham Kondisi Saat Ini

Whats New
Meski Sudah Diresmikan, Tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung Belum Ditetapkan

Meski Sudah Diresmikan, Tarif Kereta Cepat Jakarta-Bandung Belum Ditetapkan

Whats New
'Wealth Wisdom' PermataBank Edukasi Pentingnya Pemahaman Konsep Kekayaan Holistik

"Wealth Wisdom" PermataBank Edukasi Pentingnya Pemahaman Konsep Kekayaan Holistik

Whats New
RI Butuh Banyak Talenta Digital untuk Data Center, Ini Upaya yang Bisa Dilakukan

RI Butuh Banyak Talenta Digital untuk Data Center, Ini Upaya yang Bisa Dilakukan

Whats New
TKD 2024 Capai Rp 857,6 Triliun, Dialokasikan untuk Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah hingga Gaji PPPK

TKD 2024 Capai Rp 857,6 Triliun, Dialokasikan untuk Harmonisasi Belanja Pusat-Daerah hingga Gaji PPPK

Whats New
Ombudsman: Penyaluran KUR dari Perbankan ke UMKM Belum Optimal

Ombudsman: Penyaluran KUR dari Perbankan ke UMKM Belum Optimal

Whats New
Menteri Bahlil: Warga Rempang Tak Tolak Investasi, Tapi Minta Syarat Ini Dipenuhi

Menteri Bahlil: Warga Rempang Tak Tolak Investasi, Tapi Minta Syarat Ini Dipenuhi

Whats New
Harga Pertamax Cs Naik Dinilai Tidak Berdampak Signifikan ke Inflasi

Harga Pertamax Cs Naik Dinilai Tidak Berdampak Signifikan ke Inflasi

Whats New
Meski Diresmikan Hari Ini, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Baru Beroperasi Besok di 3 Stasiun

Meski Diresmikan Hari Ini, Kereta Cepat Jakarta-Bandung Baru Beroperasi Besok di 3 Stasiun

Whats New
UMKM Masih Terkendala Akses KUR, Ombudsman Usulkan 5 Hal Ini

UMKM Masih Terkendala Akses KUR, Ombudsman Usulkan 5 Hal Ini

Whats New
Dukung Bursa Karbon RI, Ini Langkah Anak Usaha Pertamina Kurangi Emisi

Dukung Bursa Karbon RI, Ini Langkah Anak Usaha Pertamina Kurangi Emisi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com