Rasio populasi per menara di Indonesia masih termasuk yang tinggi di kisaran 2.250 dibandingkan Brasil dan India yang berkisar 2.100.
“Dengan keterbatasan jumlah spektrum atau frekuensi, sehingga kebutuhan akan menara bakal tetap tinggi pada masa mendatang,” tutur Raymond.
Hal tersebut juga dinilai sebagai peluang besar bagi Mitratel untuk menjalin kemitraan bisnis dengan operator-operator telekomunikasi lainnya di luar Grup Telkom.
Baca juga: Mitratel Bakal Melantai di BEI, Begini Kata Analis
Model bisnis kemitraan Mitratel dan operator itu bervariasi, yakni skema built-to- suit (membangun menara baru) dan co-location (co-lo).
Raymond memproyeksikan minat investor terhadap saham Mitratel cukup tinggi karena membukukan laba bersih.
“Kinerja fundamentalnya bagus dan akan diapresiasi investor,” ujar Raymond.
Rencana IPO Mitratel tidak hanya menjadi momentum emas untuk investor berinvestasi di saham ini, tetapi juga merupakan salah satu penataan portofolio yang dilakukan TelkomGroup untuk mengoptimalkan value creation dari Mitratel sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi stakeholder.
Mitratel pun akan menggelar IPO dengan menerbitkan maksimal sebanyak 25,5 miliar saham atau setara 29,85 persen dari modal yang ditempatkan dan disetor.
Baca juga: Bakal IPO, Mitratel Tawarkan 29,85 Persen Saham ke Publik
Dengan range harga Rp 775 - 975 per lembar saham, maka potensi proceed maksimal Rp 19, 79 triliun–24, 9 triliun .
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.