Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Saham Mitratel Masih di Bawah Harga IPO, Simak Rekomendasi Analis

Kompas.com - 23/11/2021, 13:15 WIB
Kiki Safitri,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Di hari kedua ditransaksikan, saham PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dengan kode emiten MTEL cenderung bergerak stagnan, atau tidak bergerak dibanding penutupan sebelumnya di level Rp 765 per saham, berdasarkan data RTI.

Pada hari pertama penawaran umum saham perdana atau initial public offering /IPO, MTEL dilepas dengan harga Rp 800 per saham.

Analis PT Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, pelaku pasar dan investor tentu menaruh harapan dengan IPO MTEL.

Baca juga: Kenapa Saham Mitratel Malah Nyungsep di Hari Pertama IPO? Ini Kata Analis

Menurut dia, saham MTEL cukup menarik karena merupakan IPO anak usaha Telkom yang memiliki potensi besar untuk menjadi pemain nomor saru di industry Menara.

“Secara prospek, tentu ini sangat menarik. Oleh sebab itu, pelaku pasar dan investor membelinya. Jika ditanya kenapa di hari pertama IPO harganya tidak mentok ke atas, tentu saja ini adalah mekanisme pasar,” jelas Nico.

Menurut dia, ketika harga saham mengalami penurunan, tentunya bagi investor jangka panjang, ini merupakan kesempatan emas untuk melakukan akumulasi beli.

Di sisi lain, ia menilai tahun 2022, sektor infrastruktur akan naik posisi dan akan menunjukkan pemulihan yang lebih baik.

Nico menambahkan, bagi investor yang melihat prospek jangka panjang, setiap penurunan adalah sebuah kesempatan untuk melakukan akumulasi beli di bawah harga IPO.

Baca juga: Mitratel Resmi IPO, Begini Kata Telkom

"Di tahun 2022, infrastruktur akan naik posisi menjadi big five sector, dan kita yakin akan mengalami pertumbuhan di masa mendatang karena tahun 2022 merupakan masa pemulihan setelah ketidakpastian,” jelas dia.

Gembong Suwito, CFP Perencana Keuangan Finansialku, mengungkapkan, saham MTEL sangat cocok dikoleksi untuk jangka panjang. Apalagi secara fundamental, net margin MTEL di atas 20 persen.

“MTEL, untuk koleksi bertahap jangka panjang bagus karena secara fundamental Net Margin masih diatas 20 persen, kalau dari sisi pendekatan teknikal belum terbentuk chart dan pola untuk saham MTEL,” jelas dia.

Gembong menjelaskan, dengan size IPO MTEL yang cukup besar yakni Rp 18,79 triliun, terbesar setelah IPO Bukalapak Rp 21 triliun, maka pola teknikal bisa terlihat di 3-5 hari ke depan.

Jika turun di area 720, maka investor bisa akumulasi buy secara bertahap.

Baca juga: Resmi Melantai di BEI, Mitratel Ungkap 4 Strategi untuk Genjot Kinerja

“Investor juga harus menyesuaikan dengan profil risiko, risk management, dan style investasi masing-masing. Saham IPO,” tegas Gembong.

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Bagaimana Rekomendasi IHSG Pekan Ini? Simak Aneka Sentimen yang Memengaruhinya

Whats New
Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Kepala Bappenas: Selama 10 Tahun Terakhir, Pertumbuhan Ekonomi Stabil di Angka 5 Persen

Whats New
Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Bank BJB Syariah Resmi Tergabung dalam Jaringan ”Link”

Whats New
Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Soal Pabrik Sepatu Bata Tutup, Asosiasi: Pesanan Turun karena Lebaran

Whats New
Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenaker: Semua Hak Karyawan Harus Diberikan

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,11 Persen pada Kuartal I-2024

Whats New
Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Hari Terakhir, Ini Cara Daftar Prakerja Gelombang 67

Whats New
Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Indofarma Hadapi Masalah Keuangan, Erick Thohir: Kalau Ada Penyelewengan, Kami Bawa ke Kejagung

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com