Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turun 32 Persen, RI Tarik Utang Rp 645,8 Triliun hingga Oktober 2021

Kompas.com - 25/11/2021, 18:43 WIB
Fika Nurul Ulya,
Ambaranie Nadia Kemala Movanita

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati melaporkan penarikan utang RI hingga Oktober 2021 terkontraksi 32,5 persen.

Hingga kini, penarikan utang mencapai Rp 645,8 triliun atau 54,9 persen dari APBN yang sebesar Rp 1.177,4 triliun.

Penarikan utang ini juga lebih kecil dibanding periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 956,3 persen.

Baca juga: Gubernur BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Tahun Depan Tembus 5,5 Persen

"Pembiayaan pada 31 Oktober 2021 mencapai Rp 645,8 triliun dari utang. Dibanding tahun lalu yang mencapai Rp 956,3 triliun, ini adalah penurunan yang sangat tajam padahal kita masih dalam situasi Covid-19. Tapi kita bisa menurunkan pembiayaan yang sangat signifikan yaitu -32,5 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita, Kamis (25/11/2021).

Wanita yang akrab disapa Ani ini menuturkan, turunnya penarikan utang disebabkan oleh turunnya penarikan utang dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN) dan turunnya pinjaman netto pemerintah.

Tercatat pembiayaan utang dari SBN sampai Oktober 2021 ini -29,1 persen. Nominalnya mencapai Rp 668,7 triliun atau 55,4 persen dari target APBN senilai Rp 1.207,3 triliun.

Tahun lalu, penerbitan SBN netto mencapai Rp 943,5 triliun. Sementara pinjaman netto terkontraksi 2,3 kali lipat.

"Ini adalah cerita mengenai pemulihan APBN, konsolidasi dan fiskal policy yang prudent. Makanya Fitch (Ratings) menggarisbawahi APBN kita mulai menunjukkan adanya penyehatan," beber Sri Mulyani.

Baca juga: Pesan Sri Mulyani Buat Obligor BLBI: Tidak Bayar Utang adalah Kezaliman

Ani menuturkan, penurunan utang sedikit banyak dipengaruhi oleh bantuan Bank Indonesia menyerap SBN untuk membiayai sebagian defisit fiskal.

Kontribusi Bank Indonesia dalam pembelian SBN skema SKB I mencapai Rp 143,32 triliun yang terdiri dari SUN Rp 97,89 triliun dan SBSN mencapai Rp 45,44 triliun.

Di sisi lain, pemerintah menggunakan SAL dalam rangka mengoptimalkan manajemen cash atau likuiditas serta memanfaatkan fasilitas dari BI dalam bentuk SKB III, terutama untuk belanja kesehatan.

"Jadi pembiayaan kita ada cerita positif yang sangat kuat mengenai kesehatan APBN yang secara bertahap akan kita restore atau kita pulihkan," pungkas Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Pihak Minimarket Diminta Ikut Tanggung Jawab Keamanan Parkir, Asosiasi: Kami Sudah Pasang CCTV dan Beri Peringatan

Whats New
Pasar Kripto 'Sideways', Simak Tips 'Trading' untuk Pemula

Pasar Kripto "Sideways", Simak Tips "Trading" untuk Pemula

Earn Smart
Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Sederet Langkah Kemenhub Pasca Kasus Kekerasan di STIP Jakarta

Whats New
Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 10 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Jumat 10 Mei 2024

Spend Smart
Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Gandeng BUMDes, Anak Usaha SMGR Kembangkan Program Pengelolaan Sampah

Whats New
Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Daftar 27 Bandara Baru yang Dibangun Selama Pemerintahan Presiden Jokowi

Whats New
Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 10 Mei 2024, Harga Ikan Kembung Naik

Whats New
Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Ini Program Pertagas yang Dinilai Dapat Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Desa

Whats New
Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Kenaikan BI Rate Jadi 6,25 Persen Tidak Perlu Dikhawatirkan

Whats New
6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

6 Instrumen Keuangan yang Cocok untuk Membangun Dana Darurat

Spend Smart
Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Gelar RUPST, PT Timah Umumkan Susunan Direksi Baru

Whats New
[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

[POPULER MONEY] Usai Tutup Pabrik, Bata Akan Lakukan Usaha Ini | Temuan Ombudsman soal Dana Nasabah di BTN Raib

Whats New
OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

OJK Sesuaikan Pengawasan Perbankan dengan Kebijakan Global

Whats New
Data Klaim Pengangguran AS Disambut Positif Investor, Wall Street Menghijau

Data Klaim Pengangguran AS Disambut Positif Investor, Wall Street Menghijau

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com