Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reksadana Pasar Uang: Definisi, Keuntungan, dan Risikonya

Kompas.com - Diperbarui 28/06/2022, 21:32 WIB
Nur Jamal Shaid,
Muhammad Idris

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.comReksadana pasar uang adalah salah satu instrumen investasi yang cocok untuk pemula. Pasalnya, reksadana pasar uang termasuk jenis investasi yang minim risiko. Apa itu reksadana pasar uang dan apa saja untung ruginya?

Apabila Anda ingin berinvestasi di pasar modal, tetapi tidak siap dengan risiko besarnya, maka produk reksadana pasar uang menjadi pilihan tepat. 

Pengertian reksadana pasar uang

Sebelum membahas tentang reksadana pasar uang secara spesifik, perlu dipahami terlebih dulu apa itu reksadana.

Baca juga: Masuk 3 Besar Pemain Menara, dari Mana Saja Sumber Pendapatan Mitratel?

Dikutip dari Investopedia, reksadana pasar uang adalah jenis produk keuangan, dimana uang dikumpulkan dari banyak investor untuk diinvestasikan dalam instrumen pasar uang seperti Berharga Pasar Uang (SBPU), Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan sebagainya.

Dengan kata lain, reksadana pasar uang adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek tersebut.

Reksadana pasar uang dikelola oleh manajer uang profesional yang dikenal dengan sebutan manajer investasi (MI). Nah, MI ini mengalokasikan aset dana yang terkumpul untuk diinvestasikan di pasar modal maupun pasar uang agar menghasilkan keuntungan bagi para investor.

Portofolio reksadana pasar uang disusun dan dipelihara agar sesuai dengan tujuan investasi yang tercantum dalam prospektusnya.

Sedangkan reksadana pasar uang adalah salah satu jenis dari produk reksadana. Biasanya, reksadana pasar uang disingkat RDPU.

Baca juga: Mengenal Apa Itu WTO dan Tujuan Organisasi Perdagangan Dunia

Sementara itu dikutip dari laman resmi Bursa Efek Indonesia (BEI), reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang instrumen investasinya ditujukan pada efek bersifat utang dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun.

Tujuan penempatan investasi reksadana pasar uang adalah untuk menjaga likuiditas dan pemeliharaan modal. Sebagaimana reksadana pada umumnya, dana investasi dari investor dikelola oleh manajer investasi.

Reksadana pasar uang adalah salah satu instrumen investasi yang cocok untuk pemula.KOMPAS.com/NURWAHIDAH Reksadana pasar uang adalah salah satu instrumen investasi yang cocok untuk pemula.

Penempatan reksadana pasar uang

Mengutip dari laman Otoritas Jasa Keuangan (OJK), reksadana pasar uang adalah reksadana yang hanya melakukan investasi pada dua hal. Pertama, instrumen pasar uang dalam negeri. Kedua, efek bersifat utang yang diterbitkan dengan jangka waktu tidak lebih dari satu tahun atau sisa jatuh temponya tidak lebih dari dari 1 tahun.

Baca juga: Window Dressing Saham: Definisi, Cara Kerja, Tips Ambil Untung

Dengan kata lain, jenis reksa dana ini memiliki kebijakan investasi 100 persen pada instrumen pasar uang atau surat berharga dengan jatuh tempo kurang dari 1 tahun.

Reksadana pasar uang adalah jenis investasi cocok untuk pemenuhan tujuan keuangan dengan jangka waktu pendek (kurang dari 1 tahun). Atau investor dengan profil yang sangat konservatif.

Karena ditempatkan di deposito dan surat utang jangka pendek, maka reksadana pasar uang adalah jenis reksadana yang sangat minim risiko. Investasi pasar uang dilakukan melalui instrumen yang likuid atau mudah dicairkan.

Namun begitu, reksadana pasar uang adalah jenis investasi dengan imbal hasil lebih kecil dibanding reksadana jenis lainnya seperti reksadana saham, reksadana indeks dan reksadana campuran.

Baca juga: Belajar dari Semangat Pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) Mesir

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Kemenperin Bakal Panggil Manajemen

Whats New
Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Capai 12,5 Persen, Pertumbuhan Ekonomi Dua Wilayah Ini Tertinggi di Indonesia

Whats New
Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Per Februari 2024, Jumlah Pengangguran RI Turun Jadi 7,20 Juta Orang

Whats New
Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Pembangunan Infrastruktur di Australia Jadi Peluang untuk Produsen Baja Lapis RI

Whats New
KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

KAI Ubah Pola Operasi, 21 Kereta Berhenti di Stasiun Jatinegara

Whats New
Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Kejar Target 1 Juta Barrel Minyak, Industri Hulu Migas Hadapi Keterbatasan Rig

Whats New
PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

PGN Suplai Gas Bumi untuk Smelter Tembaga Freeport

Whats New
KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

KKP Kembangkan Jejaring Perbenihan Nasional Ikan Nila

Whats New
Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Kemenhub Evaluasi Pola Pengasuhan di STIP Jakarta

Whats New
Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Konsumsi Rumah Tangga Kembali Jadi Penopang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia pada Kuartal I-2024

Whats New
Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Frekuensi Perjalanan LRT Jabodebek Ditambah, Waktu Tunggu Lebih Cepat

Whats New
Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Kepala Bappenas Sebut Pembangunan IKN Capai 80,82 Persen

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Spend Smart
Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Pabrik Sepatu Bata di Purwakarta Tutup, Bagaimana Prospek Sahamnya?

Earn Smart
Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Ada Regulasi Ketransmigrasian Baru, Kemendes Sebut Sebagai Modal Pengembangan Transmigrasi Modern

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com