Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 19/12/2021, 12:00 WIB

KOMPAS.com - Investasi saham terkenal berisiko tinggi. Tak heran, hanya mereka yang bernyali besar yang bisa bertahan dalam jangka panjang.

Kenapa risiko investasi saham tinggi? Karena harga saham bergerak fluktuatif. Naik turunnya sangat cepat.

Kalau trennya lagi naik atau menguat, investor sumringah. Itu artinya potensi mendapat cuan.

Baca juga: Modal Rp 1 Juta, Investor Bisa Punya Saham di Restoran Dessert Ini

Namun ada masanya harga saham turun atau melemah, dan berarti boncos bagi investor. Jika harga saham ataupun pasar saham sedang anjlok, biasanya banyak investor kebakaran jenggot.

Padahal sentimen penyebab penurunan tersebut bisa saja hanya sementara. Setelah itu, harga saham bakal kembali rebound.

Baca juga: Putus Rantai Generasi Sandwich, Ajaib Ajak Milenial Berinvestasi Sejak Muda

Oleh karenanya, tak perlu lebay. Begini cara menghadapi penurunan harga saham, seperti dikutip dari Cermati.com.

Average down

Average down adalah strategi investasi dengan melakukan pembelian secara bertahap ketika harga saham jatuh. Jadi seperti menggelontorkan duit lagi, beli saham yang harganya merosot dari harga awal.

Kalau dipikir-pikir strategi average down bakal membuatmu rugi semakin besar bila saham yang dibeli, harganya terus jeblok.

Baca juga: Tips Memulai Investasi Saham yang Benar

 

Akan tetapi, bila melihat sisi positifnya, bisa saja kelemahan ini dapat membalikkan keadaan harga saham kembali menanjak.

Jika ingin strategi average down berhasil, pilih perusahaan yang tepat. Beli saham perusahaan dengan fundamental baik, stabil, dan punya peluang tumbuh cukup besar.

Bukan sebaliknya, beli saham perusahaan yang sudah pasti rugi. Sudah perusahaannya tekor, harga sahamnya terus terseret turun, dan kamu pun makin tekor.

 

Tetap tenang

Risiko penurunan harga saham jatuh seharusnya sudah harus diketahui setiap investor sejak awal. Saat harga saham terjun bebas, tetap tenang.

Hindari kepanikan yang membuatmu tidak bisa berpikir dengan jernih. Karena yang ada di dalam otak hanya rugi besar, sehingga memicu frustasi.

Baca juga: Bagaimana Aspek Pajak atas Keuntungan Investasi Saham di Singapura?

Kepanikan akan membawa kamu pada kesalahan dalam mengambil keputusan, seperti melakukan aksi jual besar-besaran. Asal kamu tahu, penurunan harga saham pasti ada ujungnya. Akan kembali naik atau rebound, dari merah ke hijau.

Jadi, tetap pantau perkembangan investasi saham kamu, termasuk pergerakan harga saham. Lakukan analisis fundamental dan teknikal agar dapat menjalankan strategi tepat untuk trading selanjutnya.

Baca juga: 5 Tips Menghadapi Rekan Kerja yang Kurang Kompeten

Jangan buru-buru dijual

Karena kesal harga saham merosot, kamu jadi tidak sabar. Akhirnya memutuskan mengambil langkah cut loss.

Cut loss adalah kondisi di mana investor menjual rugi sahamnya pada harga saat ini (di bawah harga beli) untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

Baca juga: Istilah Baru Sistem Perdagangan di BEI: Apa Itu Mekanisme Pre-Opening, Pre-Closing, Random Closing, Market Order, Apa Tujuan dan Manfaatnya ?

Mungkin saja sifatnya temporary. Harga saham akan kembali naik bila ada sentimen positif dari internal maupun eksternal. Jika ternyata demikian, pasti kamu akan menyesal telah melepas saham tersebut.

Apalagi jika mengempit saham blue chip. Saham lapis satu ini mampu bertahan dalam berbagai situasi dan kondisi ekonomi.

Baca juga: Tips Memulai Investasi Emas bagi Pemula di Awal Tahun

Kalaupun harga sahamnya turun, pasti cepat naik lagi, sebab saham blue chip didukung fundamental yang baik, kinerja bagus, dan tata kelola perusahaan yang berkesinambungan.

Jadi, jangan buru-buru menjual saham jika harganya sedang susut. Tetap simpan karena investasi saham untuk jangka panjang.

Baca juga: Manfaat Pedagang Pasar Pakai QRIS, BI: Terhindar dari Uang Palsu, Tak Perlu Sediakan Kembalian

 

Menghemat pengeluaran

Sudah tahu harga saham portofolio investasi sedang jeblok, kurangi foya-foya. Kamu harus belajar prihatin terhadap kondisi keuangan.

Lakukan penghematan dengan memangkas pengeluaran yang sifatnya keinginan atau masih bisa ditunda. Ingat, nilai investasimu lagi turun, sehingga kamu menderita kerugian.

Keuangan pribadi ini tetap harus terjaga stabil. Untuk memenuhi kebutuhan utama, seperti biaya hidup sehari-hari, tanpa melupakan kewajiban menyisihkan anggaran investasi sambil menunggu perkembangan saham membaik.

Selalu Ingat Tujuan Investasi Kamu

Ketika panik, berniat menjual portofolio saham ketika harganya jatuh, selalu ingat lagi tujuan investasi kamu. Apakah untuk jangka pendek, jangka menengah, atau jangka panjang.

Kalau untuk jangka panjang, sebaiknya tetap simpan saham kamu, terutama saham-saham unggulan yang punya peluang rebound lebih cepat.

Jangan hanya karena panik, ikut-ikutan, kamu langsung menjualnya. Mungkin saja beberapa tahun kemudian, harga saham tersebut melejit, sehingga kamu bisa memperoleh keuntungan lebih besar.

Lebih baik pilih langkah wait and see sampai kondisi kembali stabil dengan tidak melakukan trading jual atau beli saham. Lebih aman dan tidak bikin jantung deg-degan.

Artikel ini merupakan hasil kerjasama antara Kompas.com dengan Cermati.com. Isi artikel menjadi tanggung jawab sepenuhnya Cermati.com

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Bukan Lagi Inalum, Nama Baru MIND ID jadi PT Mineral Industri Indonesia

Bukan Lagi Inalum, Nama Baru MIND ID jadi PT Mineral Industri Indonesia

Rilis
Kemenkop UKM Buka Nomor Pengaduan untuk Pedagang Pakaian Bekas yang Terdampak Kebijakan Impor Ilegal

Kemenkop UKM Buka Nomor Pengaduan untuk Pedagang Pakaian Bekas yang Terdampak Kebijakan Impor Ilegal

Whats New
Kick Off Food Estate di Papua, Jokowi Minta Pemerintah Beri Kepastian Harga Jual ke Petani

Kick Off Food Estate di Papua, Jokowi Minta Pemerintah Beri Kepastian Harga Jual ke Petani

Whats New
Cara Mengurus SNI untuk UMK, Gratis dan Dapat Pembinaan

Cara Mengurus SNI untuk UMK, Gratis dan Dapat Pembinaan

Whats New
Menkop UKM: Thrifting Membunuh Tukang Jahit, Designer hingga Pembuat Resleting

Menkop UKM: Thrifting Membunuh Tukang Jahit, Designer hingga Pembuat Resleting

Whats New
Tingkatkan Keamanan, PGN Bangun Infrastruktur First Welding Pipa Gas Bumi untuk FajarPaper

Tingkatkan Keamanan, PGN Bangun Infrastruktur First Welding Pipa Gas Bumi untuk FajarPaper

Rilis
Kementan Hibahkan Bantuan Irigasi Perpompaan untuk Petani Lampung Selatan

Kementan Hibahkan Bantuan Irigasi Perpompaan untuk Petani Lampung Selatan

Rilis
Ada Subsidi Motor Listrik, Gesits: Peningkatan Produksi Tergantung Permintaan Pasar

Ada Subsidi Motor Listrik, Gesits: Peningkatan Produksi Tergantung Permintaan Pasar

Whats New
'Thrifting' Dinilai Merusak Pasar UMKM

"Thrifting" Dinilai Merusak Pasar UMKM

Whats New
TikTok dkk Diperingatkan Segera Turunkan Konten Kreator yang Promosikan 'Thrifting'

TikTok dkk Diperingatkan Segera Turunkan Konten Kreator yang Promosikan "Thrifting"

Whats New
Infastruktur Jaringan yang Berkualitas Jadi Landasan Ekonomi Digital RI

Infastruktur Jaringan yang Berkualitas Jadi Landasan Ekonomi Digital RI

Whats New
Giliran Alissa Wahid Cerita Pengalaman Tidak Mengenakkan soal Petugas Bea Cukai

Giliran Alissa Wahid Cerita Pengalaman Tidak Mengenakkan soal Petugas Bea Cukai

Whats New
Kemenkeu Yakin Pemilu Bawa Dampak Positif bagi Ekonomi RI

Kemenkeu Yakin Pemilu Bawa Dampak Positif bagi Ekonomi RI

Whats New
Beli Motor Listrik Subsidi Bisa Kredit, DP 0 Persen, Tenor Cicilan Sampai 5 Tahun

Beli Motor Listrik Subsidi Bisa Kredit, DP 0 Persen, Tenor Cicilan Sampai 5 Tahun

Whats New
Batal Rampung Tahun Ini, Progres Pembangunan Smelter Tembaga di Sumbawa Barat Baru 51,63 Persen

Batal Rampung Tahun Ini, Progres Pembangunan Smelter Tembaga di Sumbawa Barat Baru 51,63 Persen

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+