2. Pelajari produk investasi
Rendahnya literasi keuangan masyarakat Indonesia membuat para influencer ini mudah melancarkan aksinya. Mereka memanfaatkan kemalasan masyarakat untuk mencari tahu tentang produk investasi.
Padahal masyarakat banyak yang tidak memahami produk-produk investasi. Bahkan mayoritas masyarakat hanya ikut-ikutan kepada tren yang sedang berkembang.
"Banyak yang disuruh investasi ke binary options, kaya model Binomo tapi tidak paham mekanismenya. Padahal itu bukan investasi ya tapi itu judi," ucapnya.
Beberapa waktu belakangan, para artis juga menerbitkan token kripto yang membuat para penggemarnya ikut-ikutan berinvestasi di token kripto miliknya. Padahal mereka tidak tahu apa itu investasi kripto.
Alhasil ketika nilai dari token kripto tersebut turun, penggemar yang rata-rata adalah ibu rumah tangga kebingungan karena uang yang diinvestasikan berkurang.
"Jadi dari sisi investor, dia harus memahami produknya, tingkat risikonya, karakteristiknya. Ada juga likuiditasnya, ini gampang gak dijual? Bagaimana pasarnya? Siapa saja yang beli produknya?" kata Bhima.
3. Cek legalitas produk
Masyarakat juga perlu melakukan pengecekkan legalitas produk investasi sebelum berinvestasi di platform tersebut.
Pasalnya, jika legalitasnya saja tidak terbukti, maka sudah pasti itu adalah investasi bodong karena tidak diawasi oleh lembaga terkait.
"Kalau mau beli kripto misalnya, punya gak dia tanda daftar di Bappebti? Kalau dia misalnya masuk ke fintech, terdaftar gak di OJK?" tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.