Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Putin Remehkan Bombardir Sanksi Barat, Anggap Rusia Bakal Makin Kebal

Kompas.com - Diperbarui 14/03/2022, 20:58 WIB
Muhammad Idris

Penulis

Sumber CNN,Aljazeera

Kepala Analis Energi Global, Tom Kloza, mengungkapkan harga bensin dan gas di AS dipastikan akan terus mengalami lonjakan. Dalam dua pekan terakhir, harga bensin naik sekitar 55 sen, lalu kembali naik 63 sen per galonnya.

Baca juga: Penasaran seperti Apa Kondisi Ekonomi Palestina?

"Saya pikir akan mencapai 4,50 dollar AS (harga bensin per galon). Risiko (yang harus diantisipasi) adalah seberapa buruk dan seberapa lama ini akan berlangsung. Bahkan mungkin (harga bensin) bisa mencapai 5 dollar AS per galonnya" kata Kloza.

Sebagaimana diketahui, meski minyak impor asal Rusia relatif sedikit, yakni hanya 2 persen dari total impor BBM AS, namun Rusia adalah salah satu produsen besar minyak global.

Dengan kata lain, Rusia bisa menyeret harga minyak dunia ikut naik. Dampaknya pun bisa merembet ke banyak negara. Belum lagi, Rusia juga memasok gas alam sangat besar ke Eropa yang tentunya juga bakal berpengaruh ke harga minyak.

Sehingga tanpa kebijakan embargo Biden sekalipun, dengan keputusan Putin menyerang Ukraina, sudah membuat harga minyak di AS meroket karena mengikuti harga minyak global.

Menurut Kloza, jika AS dan sekutunya semakin menekan Rusia dengan sanksi ekonomi, Putin bisa saja semakin nekat untuk menghentikan pengiriman minyak dan gasnya ke Eropa sebagai bentuk pembalasan.

Baca juga: Bagaimana Ekonomi Timor Leste Setelah 18 Tahun Merdeka dari Indonesia?

"Jika ini terjadi, kekhawatiran (kenaikan harga bahan bakar fosil) bakal bertahan lebih lama," jelas Kloza.

Untuk mengantisipasi balasan dari Putin, Amerika Serikat sudah ancang-ancang mencari negara produsen minyak lainnya. Negara yang diincar adalah Iran, Arab Saudi, dan Venezuela.

Masalahnya, dengan Iran dan Venezuela, Amerika Serikat selama ini memiliki hubungan kurang akur. AS telah lama memiliki hubungan yang rumit dengan kedua negara tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, kedua negara tersebut telah dituduh melakukan segala hal mulai dari kecurangan pemilu hingga kekejaman hak asasi manusia. Khusus Iran, AS juga menudinh negara itu mengembangkan senjata nuklir.

Sementara dengan Arab Saudi, meski berstatus sebagai sekutu lama, Presiden Joe Biden sempat menyebut Arab Saudi sebagai "paria" karena perannya dalam pembunuhan jurnalis Saudi Jamal Khashoggi. Bahkan, Biden sempat merilis laporan intelijen Amerika Serikat yang mencurigai keterlibatan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman.

Baca juga: 22 Tahun Pisah dari RI, Mengapa Timor Leste Setia Gunakan Dollar AS?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com