Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Penukaran Uang Lebaran Kembali Dibuka, Bisa Online atau Datang Langsung

Kompas.com - 05/04/2022, 08:07 WIB
Rully R. Ramli,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

"Ini pertimbangan pemerataan. Jangan sampai nanti tersebar pada orang-orang tertentu saja," katanya.

Selain itu, bank sentral juga membatasi jumlah masyarakat yang dapat melakukan penukaran, yakni sekitar 50 hingga 100 orang di setiap titik penukaran, dengan tujuan menerapkan protokol kesehatan yang ketat.

Baca juga: BI Kembali Buka Layanan Penukaran Uang Baru Setelah Ditiadakan Selama 2 Tahun

Pasokan uang tunai meningkat 13,42 persen

Selain jumlah titik penukaran uang yang meningkat, pasokan uang tunai pada periode Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini juga mengalami kenaikkan sebesar 13,42 persen menjadi Rp 175,2 triliun.

Kenaikkan tersebut bukan hanya mempertimbangkan adanya peningkatan indikator perekonomian saja, tapi juga berbagai aspek lain, seperti mobilitas masyarakat yang semakin luas, sebagai dampak dari penanganan pandemi Covid-19.

Kemudian, kenaikkan pasokan uang tunai itu juga merupakan respons bank sentral terhadap kebijakan pemerintah yang kembali memperbolehkan mudik Lebaran, setelah 2 tahun dilarang akibat pandemi Covid-19.

"Serta tentunya aspek kebijakan pemerintah, adanya dicairkan BLTpada masa Ramadhan ini," kata Marlison.

Jika dilihat secara spasial, wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi atau Jabodebek menjadi wilayah yang paling banyak menyerap pasokan uang tunai BI, dengan nilai sebesar Rp 40,7 triliun, atau setara 23 persen total pasokan uang tunai selama periode Ramadhan dan Idul Fitri.

Jika dilihat berdasarkan pulau, pulau Jawa dan pulau Sumatera menjadi dua pulau dengan penerima pasokan uang tunai terbesar, yakni masing-masing sebesar 33 persen dan 22 persen total pasokan uang tunai selama Ramadhan dan Idul Fitri.

"Pada tahun ini terjadi peningkatan, dan secara spasial hampir di beberapa tempat terjadi peningkatan," kata Marlison.

Baca juga: Jelang Lebaran, BI Ingatkan Masyarakat Bahaya Tukar Uang di Lokasi Tak Resmi

Masyarakat diimbau tukar uang di tempat resmi

Terkait dengan penukaran uang, BI mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan penukaran uang di layanan penukaran yang telah disediakan BI bekerjasama dengan bank.

Sebagaimana diketahui, jasa penukaran uang tidak resmi atau dikenal dengan 'inang-inang' biasanya akan mulai bermunculan jelang Hari Raya Idul Fitri, untuk memanfaatkan kebutuhan penukaran uang pecahan kecil masyarakat.

Meskipun tidak dilarang keberadaannya, BI bekerjasama dengan dinas terkait melakukan pembatasan terhadap jumlah jasa penukaran uang tidak resmi di setiap daerah.

"Kami mengimbau kepada masyarakat, tukarlah uang di Bank Indonesia atau pun di perbankan," ujar Marlison.

Sebagaimana diketahui, penukaran uang di inang-inang memiliki sejumlah risiko, seperti keaslian atau jumlah uang yang diterima masyarakat.

Selain itu, berbeda dengan layanan penukaran uang BI, inang-inang mengenakan biaya penukaran, yang besarannya biasanya ditentukan berdasarkan jumlah uang yang ditukarkan.

"Karena memang penjaja uang ini memanfaatkan kesempatan masyarkaat yang ingin cepat mendapatkan uang-uang baru tersebut," kata Marlison.

"Kami mengimbau, tukar lah di Bank Indonesia, tukar lah di perbankan, karena pasti jumlahnya dan pasti keasliannya," tambah dia.

Baca juga: Penukaran Uang Baru untuk Kebutuhan Lebaran Dibatasi Rp 3,8 Juta Per Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Great Eastern Life Indonesia Tunjuk Nina Ong Sebagai Presdir Baru

Whats New
Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Dukung Kemajuan Faskes, Hutama Karya Percepat Pembangunan RSUP Dr Sardjito dan RSUP Prof Ngoerah

Whats New
Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com