Indra menyebutkan, pihaknya memastikan limbah yang dibuang dan dimanfaatkan sudah sesuai standar mutu yang ditentukan pemerintah.
Dari sisi konservasi air juga, lanjutnya, ANJ melakukan program 5R, yakni reduce (menghemat), reuse (menggunakan kembali), recycle (mengolah kembali), recharge (mengisi kembali), dan recovery (memfungsikan kembali).
“Kelapa sawit menyerap air sangat banyak sehingga kami memiliki water management dan water conservation. Kami membuat stopbund-stopbund kemudian pintu-pintu air untuk memastikan kelembaban di lokasi perkebunan kami. Kami membuat pintu-pintu air ini supaya tidak terjadi kekeringan, yang meningkatkan kebakaran sehingga menyebakan kenaikan GRK,” terangnya.
Baca juga: Tingkatkan Perekonomian Desa Kuala Tolak, ANJ Beri Pembinaan Tata Kelola Madu Kelulut
Indra juga mengatakan, ANJ menggunakan eco-enzyme untuk mengolah limbah rumah tangga atau domestik, seperti makanan. Limbah ini bisa dimanfaatkan sebagai desifektan dalam program sanitasi di kamar mandi serta pengganti pestisida anorganik.
Selain itu, eco-enzyme juga bisa dimanfaatkan untuk membersihkan atau memurnikan air dalam skala kecil dan dijadikan sebagai desinfektan untuk mencegah penularan Covid-19.
Untuk menekan kontribusi terhadap kenaikan GRK, ANJ memproduksi energi terbarukan untuk menekan penggunaan bahan bakar fosil, seperti biomassa dan biogas.
Indra menjelaskan, ANJ sudah melakukan program elektrifikasi untuk menggantikan bahan bakar fosil di instalasi atau jaringan grid dari PLN di beberapa kebun.
“Ke depan, kami sudah mulai menjajaki pembuatan solar panel atau PLTS yang mungkin akan kami lakukan di wilayah Papua. Pembangkit listrik tenaga biogas yang saat ini ada Belitung akan kembangkan di beberapa unit usaha kami di Sumut yang artinya kami bisa menekan GRK dari aktivitas kami,” katanya.
Indra juga mengatakan, pihaknya mengagendakan penggunaan kendaraan berbahan bakar listrik sebagai bagian dalam peta jalan Net Zero Emission 2030.
Terkait peta jalan tersebut, lanjutnya, posisi bauran energi ANJ pada 2021, terjadi penurunan dibanding tahun 2020 dikarenakan ada perbaikan di mesin produski perusahaan, sehingga terjadi peningkatkan pemakaian genset untuk sementara waktu.
Pada 2020, bauran energi ANJ sekitar 40-45 persen menggunakan bahan bakar fosil, sisanya dari PLN. Bauran ini meningkat terus sejak 2018 ketika bauran energi terbarukan masih sangat kecil, yakni sekitar 18 persen.
Baca juga: Komitmen Implementasikan ESG, ANJ Raih Penghargaan Disclosure Rating Leadership A
“Kami akan selalu meningkatkan renewable energy dengan program di atas dan menurunkan pemakaian penggunaan bahan bakar fosil. Jadi kami harapkan pada 2025 pemakaian energi terbarukan sekitar 60 persen,” terangnya.
Indra pun menegaskan, pada 2025 pihaknya menargetkan pemakaian energi fosil yang sebesar 40-45 persen pada 2020 bisa ditekan menjadi 20 persen.
Dalam melaksanakan berbagai kegiatan lingkungan, ANJ tidak lupa untuk menggandeng masyarakat. Kolaborasi dilakukan dalam bentuk edukasi dan sosialisasi, utamanya mengenai cara menjaga meningkatkan area konservasi beserta dengan keanekaragaman hayati di dalamnya.
Di samping itu, edukasi kepada masyarakat juga ditekankan pada bagaimana mengolah hasil hutan secara berkelanjutan, penanaman kembali, serta penanaman kembali di areal hutan maupun areal sekitar penyangga sungai.
Baca juga: ANJ Catatkan Laba Bersih 26,0 Juta Dollar AS pada Kuartal III-2021
ANJ percaya bahwa partisipasi aktif masyarakat dalam pelestarian lingkungan akan berperan besar terhadap upaya Korporasi dalam melakukan mitigasi dampak perubahan iklim.
Lebih lanjut, edukasi dan sosialisasi juga diberikan kepada anak-anak sekolah di sekitar perusahaan. Dengan edukasi sejak dini, anak-anak ini diharapkan bisa memiliki kesadaran untuk menjaga lingkungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.