Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Dunia "Rebound" Usai China Siapkan Stimulus Ekonomi

Kompas.com - 27/04/2022, 10:15 WIB
Yohana Artha Uly,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

Sumber CNBC

JAKARTA, KOMPAS.com - Harga minyak dunia berbalik menguat pada akhir perdagangan Selasa waktu Amerika Serikat (AS) setelah jatuh tajam pada perdagangan sebelumnya di tengah kekhawatiran berlanjutnya kebijakan lockdown di China akibat tingginya kasus Covid-19.

Harga minyak mulai menguat karena pasar mempertimbangkan rencana China untuk mendukung perekonomiannya di tengah potensi penguncian di Beijing.

Mengutip CNBC, Rabu (27/4/2022), harga minyak mentah berjangka Brent naik 2,6 persen ke level 104,99 dollar AS per barrel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS naik 3,2 persen ke level 101,70 dollar AS per barrel.

Baca juga: Jasa Marga Berlakukan Contraflow di Km 47 hingga GT Cikampek Utama

Pada akhir perdagangan Senin kemarin, kedua kontrak minyak tersebut turun sekitar 4 persen, melanjutkan pelemahan sepanjang pekan sebelumnya yang anjlok hingga 5 persen.

Kebijakan penguncian di Shanghai saat ini sudah memasuki minggu keempat, kota pusat bisnis yang menyumbang sekitar 4 persen dari konsumsi minyak China. Sementara itu, otoritas China akan memperluas pengujian Covid-19 di Beijing, yang berpotensi membuat kota besar itu turut menerapkan kebijakan lockdown.

China merupakan importir minyak terbesar di dunia. Permintaan negara itu untuk bensin, solar, dan bahan bakar penerbangan pada April 2022 diperkirakan turun 20 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Ini setara dengan penurunan konsumsi minyak mentah 1,2 juta barrel per hari.

Baca juga: Mengekor Global, Rupiah dan IHSG Bergerak di Zona Merah

“Pukulan dari penguncian China lebih dari 1 juta barrel per hari dan tes Covid-19 di 12 distrik selama 5 hari ke depan akan menentukan langkah besar berikutnya untuk harga minyak mentah,” kata Analis Pasar Senior untuk Oanda, Edward Moya.

Bank Sentral China menyatakan, bakal meningkatkan dukungan kebijakan moneter yang hati-hati untuk perekonomian negaranya. Stimulus yang diberikan akan membantu meningkatkan permintaan minyak di tengah kekhawatiran tentang perlambatan pertumbuhan global.

"Pelaku pasar menempatkan kekhawatiran penguncian Beijing di belakang, dan sebaliknya berfokus pada lebih banyak stimulus yang datang dari China," ujar Analis di Price Futures Group, Phil Flynn.

Baca juga: Mulai Hari Ini, Rusia Setop Pasokan Gas ke Bulgaria dan Polandia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Cara Tukar Uang Rusak di Bank Indonesia dan Syaratnya

Spend Smart
Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Lelang 7 Seri SUN, Pemerintah Kantongi Rp 21,5 Triliun

Whats New
Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Indosat Catat Laba Rp 1,29 Triliun di Kuartal I-2024

Whats New
Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Adira Finance Cetak Laba Bersih Rp 432 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Inaplas Dukung Pemerintah Atasi Polusi Sampah Plastik

Whats New
Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Program Pemberdayaan Daerah Gambut di Bengkalis oleh PT KPI Mampu Tingkatkan Pendapatan Masyarakat

Whats New
Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Astra Internasional Bakal Tebar Dividen Rp 17 Triliun, Simak Rinciannya

Whats New
Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Emiten Nikel IFSH Catat Penjualan Rp 170 Miliar di Kuartal I 2024

Whats New
Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Starlink Telah Kantongi Surat Uji Laik Operasi di Indonesia

Whats New
Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BNI Naik 2,03 Persen Menjadi Rp 5,3 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Bank Mandiri Jaga Suku Bunga Kredit di Tengah Tren Kenaikan Biaya Dana

Whats New
Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Bukan Dibebaskan Bea Cukai, Denda Impor Sepatu Bola Rp 24,74 Juta Ditanggung DHL

Whats New
Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Kerja Sama dengan PBM Tangguh Samudera Jaya, Pelindo Optimalkan Bongkar Muat di Pelabuhan Tanjung Priok

Whats New
DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

DANA dan Jalin Sepakati Perluasan Interkoneksi Layanan Keuangan Digital

Whats New
Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Kredit UMKM Bank DKI Tumbuh 39,18 pada Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com