Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sri Mulyani Soroti Sulitnya Perempuan, Pemuda, dan UMKM Dapat Akses Pembiayaan

Kompas.com - 12/05/2022, 13:02 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyoroti angka penduduk yang masih kekurangan akses ke produk dan layanan keuangan, di mana sebagian besar merupakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), perempuan, serta pemuda.

Berdasarkan data yang dimiliki 'Bendahara Negara', porsi pembiayaan untuk segmen UMKM di Tanah Air baru mencapai sekitar 18 persen dari total kredit perbankan nasional.

"Ini jauh dari target 30 persen," kata dia, dalam International Seminar Digital Transformation For Financial Inclusion, Rabu (11/5/2022).

Baca juga: [POPULER MONEY] Gaji Briptu Hasbudi | Garuda Mohon Penundaan Bayar Utang | Sri Mulyani Rombak Postur APBN 2022

Padahal, wanita yang akrab disapa Ani itu bilang, UMKM memiliki kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional, tercermin dari kontribusi produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 60 persen.

Oleh karenanya, implementasi kebijakan yang dapat meningkatkan angka inklusi keuangan pada segmen usaha tersebut dinilai menjadi sangat penting.

"Yang mana menjadi sangat kritikal, bukan hanya mendorong mereka tapi juga menciptakan multiplier effect yang kuat dalam bentuk penciptaan lapangan kerja," tutur dia.

Baca juga: Kesetaraan bagi Pekerja Perempuan dan Pemuda Jadi Fokus Tourism Working Group G20

Selain itu, Sri Mulyani juga menekankan pentingnya peranan perempuan dalam perekonomian nasional, di mana hasil studi dari McKinsey Global Institute menunjukkan bahwa 12 triliun dollar AS atau 11 persen dari PDB global dapat ditambahkan jika semua negara mendorong kesetaraan gender.

Lebih lanjut, perempuan yang terlibat di bidang ekonomi dan pasar tenaga kerja, berpotensi memberikan kontribusi sebesar 28 triliun dollar AS atau 26 persen dari PDB dunia pada tahun 2025.

"Namun, perempuan seringkali sulit untuk mengakses layanan keuangan misalnya karena tidak memiliki identitas pribadi atau aset atas namanya, sehingga tidak memiliki jaminan yang bankable," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Di Depan Ratu Belanda, Sri Mulyani Paparkan Masalah Kesenjangan Akses Keuangan Perempuan RI

 

Pemuda sulit akses keuangan

Adapun pemuda, yang merupakan 16 persen dari populasi global, disebut Sri Mulyani sebagai kunci dari masa depan suatu negara, mengingat segmen ini akan segera memasuki dunia kerja dan berkontribusi pada perekonomian.

Namun, banyak dari pemuda masih dikecualikan secara finansial karena kurangnya dokumen identitas resmi atau memerlukan persetujuan wali yang sah untuk membuka rekening bank, atau bahkan stereotip yang mengaitkan mereka dengan risiko yang lebih tinggi karena memiliki pendapatan yang tidak teratur dan simpanan yang kecil.

Dampaknya, mereka sering diabaikan sebagai pelanggan potensial dan tidak ada produk keuangan yang memadai atau dapat diakses untuk memenuhi kebutuhan spesifik mereka.

Oleh karena itu, kebutuhan untuk membangun keuangan inklusif dan ekonomi yang inklusif dengan berfokus kepada perempuan, pemuda, dan UMKM menjadi sangat kritikal.

"Akses ke rekening transaksi adalah langkah pertama menuju inklusi keuangan yang lebih luas. Upaya itu saat ini sudah mulai berjalan, tetapi kami juga menyadari bahwa ini masih membutuhkan banyak pekerjaan di depan kami," ucap Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com