Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mata Garuda Banten
Perkumpulan Alumni Beasiswa LPDP di Provinsi Banten

Perkumpulan alumni dan awardee beasiswa LPDP di Provinsi Banten. Kolaborasi cerdas menuju Indonesia emas 2045.

Menuju Equilibrium Pemasaran Tradisional dan Digital Saat Pandemi

Kompas.com - 24/05/2022, 14:14 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Perubahan alokasi tersebut cukup besar di mana perusahaan penyedia layanan memprediksi peningkatan +10.2 persen dan dan penyedia produk memprediksi +4.9 persen pada 2022.

Beberapa faktor penyebab utama adalah fenomena konsumen yang telah ‘mati rasa’ dengan iklan digital akibat terlalu tingginya kegiatan yang dilakukan secara daring ataupun karena akan berkurangnya cookie pelacakan pada Apple dan Chrome yang diperuntukan untuk menargetkan iklan (HBR, 2022).

Di Indonesia, kebiasaan berbelanja secara daring tidak juga akan hilang begitu saja karena sebelum pandemi aktivitas belanja secara online telah mengalami pertumbuhan yang pesat.

Sejak sebelum pandemi, platform belanja online telah berinvestasi untuk menumbuhkan kebutuhan belanja dengan platform digital melalui berbagai kampanye seperti promo besar di mega days pada tanggal-tanggal cantik seperti 11.11 dan 12.12.

Memang tidak dipungkiri bahwa pertumbuhan tersebut semakin cepat selama pandemi di mana konsumen digital bertambah hingga 21 juta orang (Survei Sensum Internal Survey, 2021).

Namun, hasil survei yang sama juga menunjukkan bahwa 73 persen konsumen akan tetap bebelanja secara offline dan online.

Dilihat dari sudut ‘aktivitas berbelanja’ itu sendiri, fenomena ini menguntungkan kedua belah pihak, baik konsumen maupun pebisnis.

Bagi konsumen, dibukanya kembali pusat perbelanjaan offline memberikan kepuasan berbelanja lebih dengan merasakan produk secara langsung, terutama produk yang dapat langsung diaplikasikan pada tubuh.

Tentu tidak sedikit konsumen yang ingin mencoba sebelum membeli seperti mengukur baju dan sepatu, mencoba perawatan wajah dan tubuh, hingga mencium aroma parfum.

Untuk konsumen yang akan membeli gadget ataupun barang otomotif, banyak yang merasa lebih aman setelah melihat langsung.

Bagi pebisnis, terutama yang berjualan produknya di toko namun berada di lokasi yang sulit di akses, mereka juga diuntungkan dengan dapat mengiklankan produk mereka melalui platform digital.

Selain bisa membuat produk semakin dikenal, mereka dapat menarik calon konsumen untuk datang ke toko.

Pebisnis yang beriklan melalui platform digital juga bisa menyesuaikan penyetelan target iklan yang akan mereka sebarkan kepada calon konsumen dengan segmentasi yang lebih spesifik, seperti rentang usia, jenis kelamin dan juga preferensi kesukaan target konsumen mereka.

Melalui platform belanja online juga, calon konsumen yang ingin melakukan riset harga, melihat ulasan pembeli atau mengetahui spesifikasi produk sebelum membeli.

Bahkan, mekanisme pembayaran untuk aktifitas belanja online kini dapat dilakukan dengan cicilan atau yang kerap disebut pay later sehingga memudahkan konsumen untuk segera membeli produk yang diinginkannya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com