Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simak Strategi Investasi Saat Pasar Volatil

Kompas.com - 10/06/2022, 07:22 WIB
Kiki Safitri,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar finansial global saat ini masih menunjukkan kondisi yang volatil. Namun di sisi lain, sentimen dari dalam negeri menunjukkan optimisme atas proses pemulihan perekonomian Indonesia di tahun 2022.

Menurut Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Krizia Maulana, untuk mendukung tujuan finansial yang stabil, perlu adanya strategi investasi yang dilakukan, utamanya saat pasar tengah bergejolak. Salah satu caranya adalah dengan mengatur ulang portofolio investasi.

“Dua kondisi yang berbeda ini mempengaruhi strategi investor agar tujuan finansial masa depan mereka dapat tetap tercapai. Di tengah kondisi pasar global yang masih volatil, meskipun pasar saham masih memberikan potensi keuntungan yang menarik, investor sebaiknya tetap terdiversifikasi,” kata Krizia dalam siaran pers, Kamis (9/6/2022).

Baca juga: Jelang Pengumuman CPI, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Krizia merinci, saat ini tekanan dari global masih besar pengaruhnya ke pasar finansial domestik. Ada tiga faktor utama yang masih mempengaruhi pasar global yaitu tekanan inflasi, suku bunga, dan pertumbuhan ekonomi.

Risalah FOMC di bulan Mei mengindikasikan sikap Fed yang lebih fleksibel terhadap arah kebijakan moneter, dengan front loading kenaikan suku bunga memberi fleksibilitas untuk melakukan perubahan kebijakan tergantung kondisi yang ada.

Menurut Krizia, pasar finansial menginterprestasikan hal itu sebagai indikasi The Fed dapat mengubah laju kenaikan suku bunga tergantung pada kondisi ekonomi setelah rencana kenaikan bunga sebesar 50 bps di Juni dan Juli 2022.

Baca juga: 5 Cara Meningkatkan Omzet Jualan Online di Tokopedia

Krizia menjelaskan, walaupun sejauh ini kondisi ekonomi AS masih tetap suportif, seperti yang ditunjukkan oleh tingkat konsumsi dan pendapatan, namun indeks keyakinan konsumen dan bisnis AS yang menjadi indikator tren aktivitas ekonomi mengalami penurunan.

Kondisi ini mendukung pandangan Fed yang lebih fleksibel, mengambil keputusan kebijakan berdasarkan perkembangan ekonomi ke depannya.

Sementara di Asia, perbaikan kasus Covid-19, pelonggaran pembatasan, dan stimulus yang digelontorkan oleh pemerintah China menjadi katalis penting untuk mendukung sentimen yang lebih positif di Asia.

“Kondisi makroekonomi Asia tertopang oleh kinerja ekspor yang kuat didukung oleh ekspor barang elektronik dan komoditas sumber daya alam, sehingga berdampak positif bagi stabilitas makroekonomi dari sisi transaksi berjalan dan nilai tukar,” jelasnya.

Sementara dari dalam negeri, ada enam faktor yang mendukung sinyal penguatan perekonomian Indonesia, yaitu inflasi yang relatif terkendali, posisi Indonesia sebagai net eksportir komoditas, ekspansi ekonomi Indonesia, peran penting new economy, valuasi aset finansial yang menarik, dan kepemilikan asing yang cenderung rendah.

“Inflasi yang relatif terkendali dan suku bunga riil yang relatif tinggi dibandingkan negara lain memungkinkan pengetatan moneter domestik tidak seagresif pengetatan moneter The Fed atau bank sentral global lain,” jelas Krizia.

Di sisi lain, posisi Indonesia sebagai net eksportir komoditas memberikan dampak positif. Kontribusi ekspor komoditas yang cukup tinggi berhasil mendorong neraca perdagangan dan menjaga stabilitas Rupiah di tengah memburuknya sentimen dunia terkait inflasi, suku bunga dan harga komoditas yang tinggi.

Baca juga: Rekrutmen PPPK Guru Dibuka Tahun Ini, Simak Kategori Pelamarnya

Dia mengatakan, ekspansi ekonomi juga menjadi daya tarik di tengah normalisasi global. Adapun katalis utamanya adalah percepatan pemulihan ekonomi ke depan. Di kuartal keempat 2021, pertumbuhan PDB tahunan Indonesia berhasil kembali ke level 5 persen.

Sentimen positif lainnya yakni dengan adanya new economy yang mendukung pertumbuhan jangka panjang yang menjanjikan. Selama pandemi, new economy telah menunjukkan peran yang penting dan kontribusi pendapatan dari sektor ini diperkirakan akan mencapai 9 persen pada PDB di 2023.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com