“Saat ini, kontribusi utama datang dari e-commerce, namun ke depannya e-logistik, kendaraan listrik, energi terbarukan, dan kesehatan akan meningkat. Hal ini diperkirakan dengan dasar perhitungan penetrasi saat ini yang masih rendah,” tambahnya
Dia juga menilai valuasi aset finansial cukup menarik setelah ketertinggalan kinerja pasar Indonesia di 2021. Selain itu, kepemilikan asing yang cenderung rendah pada aset finansial juga membuat risiko outflow lebih rendah.
Baca juga: Sambut Tamu G20, Kementerian PUPR Renovasi TMII dengan Anggaran Rp 1,2 Triliun
“Penambahan alokasi investasi pada aset dengan korelasi yang rendah dan risiko yang relatif rendah, seperti reksa dana pendapatan tetap dan reksa dana pasar uang, juga tetap perlu dilakukan untuk mengantisipasi kondisi pasar global yang volatil,” ujar dia.
Krizia mengatakan, bagi investor yang ingin memanfaatkan peluang pertumbuhan pasar domestik dapat memanfaatkan reksa dana saham. Adapun jumlah porsi penempatan investasi pada reksa dana saham, pasar uang, maupun pendapatan tetap harus disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing investor memperhatikan faktor seperti, tujuan investasi, jangka waktu investasi dan kebutuhan likuiditas yang berkaitan erat dengan toleransi risiko.
“Dengan mengetahui perkembangan pasar terkini dan melakukan penyesuaian pada komposisi portofolio, investor diharapkan dapat merealisasikan berbagai tujuan keuangannya di masa depan,” kata dia.
Baca juga: Harga Pertalite Tetap Rp 7.650 Per Liter, Beli di SPBU Bakal Dibatasi Pakai MyPertamina
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.